Ego Ayah Bunda
“Anak adalah kehidupan,mereka sekedar lahir melaluimu tetapi bukan berasal darimu. Walaupun bersamamu tetapi bukan milikmu, curahkan kasih sayang tetapi bukan memaksakan pikiranmu”
(Kahlil Gibran)
Orangtua Yang Tidak Mengakui Kesalahan
Masalah-masalah anak kita jika dibiarkan berlarut-larut akan menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja. Tanpa sadar apa yang kita lakukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban saja sebagai orangtua. Ketika anak salah , kemudian panggil diteruskan dengan kemarahan dan ancaman yang akan melukai perasaan dan psikis anak kita.
Sadarkah kita?
Ada satu hal yang terkadang tanpa kita sadari memupuk kemarahan dan dendam anak-anak kita. Dendam ini jika tidak diselesaikan, maka akan menjadi senjata makan tuan untuk kita orangtua. Berupa drama-drama yang mengguncang batin kita, akhir dari terpendamnya kekesalan-kekesalan pada hati orangtua adalah keputusasaan,pembiaran dan bahkan kekerasan pada anak-anak. Sebagai orangtua, tidak boleh hanya menuntut anak begini dan begitu. Tapi mari kita perbaiki pemikiran kita , bahwa semua kesalahan-kesalahan anak-anak kita bukan tidak mungkin penyebab nya adalah kita sendiri.
Diri kita yang selalu menyalahkan mereka tanpa mengorek lebih dalam apa yang terjadi, apa yang mereka rasakan hingga apa penyebab hingga semuanya terjadi. Jadilah orangtua yang dengan berbesar hati mengakui kesalahannya dan berbesar hati pula meminta maaf kepada anak-anak kita. Misal pada sebuah kasus anak , sebut saja Nina.Nina adalah seorang anak yang sering membangkang,sukar untuk mematuhi aturan –aturan yang ada dalam keluarga, lamban,itu menurut orangtuanya.
Sudah berkali-kali nasehat,teguran bahkan sangsi keras orangtuanya telah lakukan. Hasilnya ? hanya berubah dalam waktu yang singkat, seterusnya... kembali ke semula.Dimana salahnya?
Mari kita renungkan dari kasus diatas;
1. Sudahkah sebagai orangtua dengan bahasa yang baik menanyakan alasannya kenapa anak kita begitu?
2. Tepatkah tindakan yang sudah diberikan?
3. Sudahkah kita merenungkan adakah campur tangan kita didalamnya sehingga mereka berbuat seperti itu?
Dari latar masalah diatas dapat kita simpulkan, bahwa tindakan yang harus dilakukan bukan membabi buta menyudutkan dan memvonis langsung anak kita.Pakailah bahasa yang baik dan lembut saat menanyakan apa yang sedang terjadi ,juga alasannya kenapa melakukan itu. Tak lupa, akui kesalahan kita yang mungkin saja kita telah abai dengan perasaan anak-anak kita. Dan meminta maaf dengan kesungguhan sebagai orangtua.
Orangtua Yang Tidak Mau Memperbaiki Diri
Tak banyak orangtua yang setelah menyadari kesalahannya khususnya dalam hal pola asuh anak hanya berdiam diri saja tanpa adanya usaha perbaikan diri. Hanya puas setelah menyadari kesalahannya kemudian meminta maaf dan selesai.Tidak semudah itu wahai orangtua...
Bagaimana mungkin kita memimpikan anak-anak soleh dan solehah, cerdas lagi baik tanpa adanya perjuangan tenaga dan waktu dari orangtuanya. Pedang yang mumpuni sekalipun butuh tempaan hebat dari tukang besi dengan waktu yang cukup lama pembuatannya. Begitupun halnya dengan anak-anak kita yang membutuhkan pola asuh yang cerdas juga menyenangkan, supaya menghasilkan anak-anak berkarakter hebat menurut Tuhannya.
Tak cukup hanya merenung dan mengakui kesalahan, namun butuh perbaikan diri kita. Seperti halnyaa peribahasa “Buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya” begitupun anak-anak kita. Mereka adalah cerminan kita,mereka seperti halnya bayangan yang selalu mengikuti kita bagaimanapun . Maka , jika ingin menghasilkan buah yang berkualitas haruslah tumbuh dari pohon yang berkualitas baik pula.
Bersediakah kita menjadi orangtua dan tauladan baik bagi mereka? Mari belajar memperbaiki keteladanan kita untuk mereka , sembari mendekatkan diri pada Sang pencipta kita dan anak-anak kita. Tidak ada kemustahilan di dunia, jika Allah sudah berkehendak dengan permohonan kita yang tulus.
***
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar