Implementasi Strategi Pendidik Menghadapi Perilaku Agresif Siswa
( #TantanganGurusiana Hari ke 68)
Materi kesebelas dari Diklat Peningkatan Kompetensi Keahlian Mahir Tenaga Pendidik Tingkat Nasional yang dilaksanakan oleh Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) Cabang Surabaya adalah:
Implementasi Strategi Pendidik Menghadapi Perilaku Agresif Siswa dengan Menggunakan Pendekatan Modifikasi Perilaku, dengan pemateri :
Dr. Yeni Karneli, M.Pd (Dosen BK UNP)
Masa remaja merupakan masa yang rentan dengan perubahan berupa perubahan
biologis, kognitif dan sosio-emosional.
Perilaku remaja sebagai luapan emosi negatif dan suasana hati yang tidak menentu akan ditampilkan dalam bentuk perilaku agresif, seperti: memukul, menyerang, memaki, mengeluarkan kata-kata kasar, mengancam, memalak dan lain sebagainya. Perilaku agresif adalah perilaku fisik atau verbal yang dimaksudkan untuk merusak atau melukai orang lain, yang mengakibatkan orang lain mengalami penderitaan, sehingga mendatangkan kesusahan baik fisik maupun psikologis
.
Perilaku agresif yang dilakukan siswa di SMP, dari tahun ke tahun terjadi
peningkatan. Hal ini bisa dipahami karena siswa SMP berada pada rentangan usia remaja.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian Gangguan Sosial DKI Jakarta antara tahun
2009 sampai 2016 terdapat 0,08% atau 1.318 dari 1.647.835 siswa SD, SMP dan SMA di DKI Jakarta terlibat tawuran. Tawuran dan kekerasan terjadi pada siswa merupakan bentuk dari luapan emosi negatif remaja yang tidak terkendali
yang disebut dengan agresivitas, sehingga dapat menyakiti dan
merugikan orang lain. Pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah merupakan salah satu upaya pecegahan perilaku agresif. Dalam proses konseling pencegahan perilaku agresif diusahakan melalui suatu proses belajar (learning) atau belajar kembali (relearning).
Oleh karena itu proses konseling dipandang sebagai suatu proses pendidikan
(an educational process) yang berpusat pada usaha membantu dan kesediaan dibantu untuk \belajar perilaku baru dan dapat mengatasi permasalahan yang ada. pendekatan konseling modifikasi kognitif perilaku efektif untuk menurunkan perilaku agresif. Adapun tahapan pelaksanaan konseling:
1.Observasi diri
Di awal konseling klien diminta untuk mendengarkan dialog internal dalam diri mereka dan mengenali karakteristik pernyataan negatif yang ada. Proses ini
melibatkan kegiatan meningkatkan sensitivitas terhadap pikiran, perasaan, perbuatan, reaksi fisiologis dan pola reaksi terhadap orang lain.
2.Membuat dialog internal baru
Setelah klien belajar mengenali tingkah laku maladaptifnya, mereka mulai
mencari kesempatan untuk mengembangkan alternatif tingkah laku adaptif, dengan cara mengubah dialog internal dalam diri mereka.
Dialog internal yang baru diharapkan dapat menghasilkan tingkah laku baru, yang sebaliknya akan memberikan dampak terhadap struktur kognisi klien.
3.Belajar keterampilan baru
Klien kemudian belajar teknik mengatasi masalah yang secara praktis dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat yang sama, klien diharapkan
untuk tetap memusatkan perhatiannya kepada tugas membuat pernyataan baru dan mengamati perbedaan hasilnya.
pendekatan pendekatan konseling modifikasi kognitif perilaku (KMKP) memandang stres akademik sebagai suatu yang alami yang terjadi pada siswa, sehingga dengan mengajarkan sejumlah keterampilan dalam menurunkan stres akademik akan membantu siswa dalam mengembangkan kognisi, emosi dan perilakunya ke arah yang positif.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga dengan pendekatan yang baik, kita bisa mengeliminasi perilaku agresif anak. Pada saat yang sama bisa mengarahkan mereka kepada aktivitas yang lebih bermanfaat. Salam literasi, sukses selalu.
Mantap