Nur Fajrina

Lahir di Jogja, Agustus 1989. Mengajar di SMPN 2 Gunungsindur Kabupaten Bogor. Baru mulai menulis blog di Gurusiana pada Mei 2020 sebagai pengisi waktu di rumah...

Selengkapnya
Navigasi Web

Teman Baru (Cerpen Bag.1 )

( #Tantangan Gurusiana Hari ke 78 )

Cerita Fiksi

Judul : Teman Baru

Penulis:Nur Fajrina 

 

Sinta melirik jam tangan di pergelangan tangan kirinya. Sudah jam 5 sore. Mama belum juga ke sini, bisiknya dalam hati. Anak berusia 9 tahun itu duduk Kembali di bangku taman rumah sakit tempat mamanya kerja. Tadi sepulang les Matematika di Lembaga bimbingan belajar, Sinta langsung naik angkot ke rumah sakit tempat mamanya kerja. Ia tidak langsung pulang ke rumah. Sebab, mama sudah bilang akan mengajaknya ke kedai es krim. Mama Sinta adalah seorang perawat yang bekerja di rumah sakit ini.

Namun, tiba-tiba ada pasien gawat darurat yang butuh penanganan ekstra. Mama meminta Sinta menunggu di taman belakang rumah sakit. Nanti jika pekerjaan sudah selesai, Mama akan menelepon Sinta dari ruangannya. Dalam situasi tertentu, Mama membekali Sinta dengan telepon genggam agar bisa dipantau. Di taman suasananya rindang. Banyak pepohonan. Ada perosotan, ayunan, gazebo dan kolam ikan kecil. Suasana sekitar sungguh asri. Hembusan angin sepoi-sepoi menyapa diantara rindangnya dedaunan. Cukup banyak orang duduk-duduk di taman. Ada warga sekitar yang mengajak anaknya bermain sore. Ada juga pasien yang sedang menunggu sesuatu.

Samar-samar dari kejauhan Sinta melihat sosok Dewi, teman sekelasnya di kelas 4B. Sinta ingin berteriak memanggilnya. Tapi dia mengurungkan niat itu. Buat apa..kan nggak akrab, pikir Sinta. Lagipula di kelas dia suka sekali mengejekku gendut seperti gajah bengkak…..

 “Hai, boleh aku duduk di sampingmu?” seorang anak laki-laki menyapa Sinta.

Sinta menengadah. Dia menggeser duduknya. “Oh iya sini. Nama kamu siapa?”

“Aku Dani,” anak laki-laki itu tersenyum ramah. Dani duduk di bangku panjang itu.

Sinta menganggukkan kepala pada teman barunya. “Aku Sinta.”

“Sepertinya kamu sudah lama duduk di sini. Aku lihat dari tadi kamu sendirian,” kaat Dani.

Sinta tersenyum. “Iya nih. Nungguin Mama, janji mau diajak makan es krim.”

“Mama kamu dokter?”

“Bukan, mama perawat. “

“Kamu nggak takut sendirian di sini?” tanya Dani memastikan. “Belum pernah aku liat anak perempuan duduk sendirian atau jalan-jalan sekitar sini. Kalau aku, aku dulu sering main disini nunggu antrian dokter. Ditemani Ibu, kadang juga Bapakku.”

Sinta melihat pemandangan sekitarnya. “Nggak. Di sekolah yang ramai saja….jarang yang mau berteman sama aku. Kata mereka aku gendut banget…Aku lebih suka menyepi ke perpustakaan, Dani.”

Sudah lama Sinta tidak percaya diri dengan postur tubuhnya. Dia pernah membaca di buku yang ada di perpustakaan sekolahnya, kalau berat badan berlebih itu disebut obesitas. Kulitnya yang sawo matang dan rambut yang ikal menambah rasa tidak percaya diri Sinta. Sinta juga menghindar ke kantin sekolah. Malu rasanya karena teman-temannya berkomentar, “Pantesan badan bengkak. Makan mulu…Hahahaha! Minum obat diet dong.”

“Memang kenapa kalo kamu gendut? Yang penting kan sehat,” Dani membela.

“Badan gendut bikin aku malu. Aku benci sama badanku. Gara-gara badan gendut mereka senang ngeledekin aku! Aku lebih senang melukis di dalam kelas kalau jam istirahat daripada main karet sama teman-teman. Setiap hari aku bawa buku gambar. ”

 Sinta teringat beberapa hari lalu, ada petugas puskesmas datang ke sekolah untuk penyuluhan Kesehatan. Petugas mengukur tinggi badan dan berat badan anak-anak kelas 4 di SD tempat Sinta bersekolah. Sinta meminta ditimbang terakhir agar tidak menjadi ledekan teman-temannya. Menurut petugas puskesmas, tubuh Sinta mengikuti postur ayahnya. Itulah yang disebut gen.

“Sinta, kamu lihat kan badan aku kurus banget? Aku ngga bisa makan banyak. Terus aku ngga bisa olahraga seperti teman-temanku yang lain. “

Sinta terkejut. “Kenapa? Memangnya kamu sakit?”

 

(bersambung ya, 1 postingan di hari besok ^_^)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

wuih kereen Bu ceritanya, ditunggu episode berikutnya. tetap semangat dan sukses selalu

02 Aug
Balas



search

New Post