Nur Faridah, S.S, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Gara-Gara Gula

Gara-Gara Gula

# Tantangan hari ke-21

"Hi, kawan-kawan! Cepat kesini! seru salah satu semut kepada teman-temannya sambil menggerakkan tangannya ke atas mengisyaratkan memanggil yang lain.

Tak lama kemudian segerombol makhluk kecil hitam berduyun-duyun mendatangi satu toples besar di depan mereka.

Tampak toples gula itu tidak tertutup. Maka dengan mudahnya mereka memanjat dan mulai masuk.

Dengan suara riang mereka mengerumuni gula dan mulai mengambilnya dan dibawa ke sarang mereka. Segerombolan semut membentuk barisan. Masing-masing membawa sebutir gula. Mereka terus saja mengangkut gula ke sarang mereka. Mereka terus saja mengangkut butiran gula secara berguliran, hingga lupa pada keadaan sekitar.

"Ayo, teman-teman. Aku rasa sudah cukup gula yang kita bawa!"teriak salah satu semut paling tua mencoba menghentikan yang lain.

"Sudahlah. Selagi kita bisa mendapatkan lebih banyak gula, apa salahnya."jawab yang lain sambil berjalan cepat membawa sebutir gula keluar dari toples.

"Ups!" Hampir saja semut itu terjatuh lagi ke dalam. Untung saja semut yang lain menolongnya.

"Kita semua sudah lelah. Mari kita sudahi saja."ujar semut tua itu.

Namun ajakannya tidak dihiraukan oleh semut lainnya. Korban sudah banyak yang berjatuhan dan akhirnya mati di tumpukan gula di dalam toples.

Lalu tiba-tiba ada tangan yang tergesa-gesa menutup toples.

"Waduh! Gulaku penuh semut." Terdengar suara seorang wanita paruh baya.

Kemudian tangannya sibuk menggoyang-goyang toples dan mencoba menyingkirkan semut dari pinggiran toples.

Kemudian toples itu dibawa ke meja di dekat jendela. Tampaknya wanita itu sengaja meletakkan toples disana agar semut yang masih hidup keluar karena terkena sinar matahari.

"Rasakan kalian! Ga boleh tutup gulaku terbuka, seenaknya aja kalian masuk!"ujar wanita itu dengan sedikit jengkel.

Kawanan semut yang masih berada di toples berusaha keluar dengan sisa tenaga. Mereka tidak berani menengok ke bawah lagi. Mereka bergegas meninggalkan teman-teman mereka yang sudah menjadi bangkai di atas gula.

Semut tua memandangi toples kaca itu. Hatinya iba melihat begitu banyak semut muda yang akhirnya mati sia-sia di dalam sana hanya karena keserakahan. Dengan langkah gontai semut tua berlalu. Namun tiba-tiba ada sebuah jari telunjuk yang menindih tubuh tuanya hingga dia tidak bisa bernafas.

"Hey, mau lari kemana nih semut! Lalu didekatkan jarinya ke matanya. Terlihat dengan jelas seekor semut yang sudah tidak bergerak. Lalu dilemparnya bangkai itu ke tempat sampah.

Jakarta, 16 Februari 2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post