Malam ini, selepas solat magrib, langit sekitar tempat tinggalku sudah dihiasi percikan-percikan kembang api dan petasan dengan berbagai macam corak. Suara khas bersahutan, meninggalkan kepulan asap. Udara dingin menyusup ke balik jaketku. Aku tengadahkan kepala sekali lagi. Langit yang sedikit mendung pun seakan berubah cerah dihujani petasan warna warni.

Aku masih mengawasi anakku yang asik bersanda gurau dengan tema n sebayanya. Mereka baru saja berkeliling memainkan alat musik sambil membawa bendera seperti pawai untuk ikut menyambut pergantian tahun.

Banyak hal yang terjadi di tahun 2022. Kejadian yang tidak dapat aku lupakan yaitu memasuki awal tahun, aku kehilangan Vario 125 CC yang diparkir di depan rumah. Motor yang sudah 4 tahun menemani kami hilang tanpa bisa dilacak hanya dalam hitungan menit. Aku sempat menyalahkan suamiku yang sudah lengah memarkirkan motor di luar pagar padahal saat itu baru saja azan magrib. Suasana gang rumah kami memang sepi di saat kala itu, sehingga maling dengan mudah mencuri motor kami.

Kejadian yang juga menyesakkan dada adalah aku tertipu hampir 24 juta hanya karena tergiur tawaran online! Sungguh aku benar-benar menyesal hingga sekarang. Begitu mudahnya aku percaya pada orang yang tidak dikenal seperti terkena hipnotis. Takhabis pikir mengapa aku bisa mengalami hal memalukan itu. Aku hanya bisa menangis saja. Belum hilang rasa sedih kehilangan motor, aku harus mengalami lagi kejadian yang tidak mengenakan.

Beberapa bulan kemudian di saat libur puasa aku membeli motor baru agar bisa dipakai saat lebaran. Kali ini aku dan suami menjadi lebih berhati-hati memarkir motor. Kebiasaan suami yang kadang ceroboh meninggalkan kunci motor masih tergantung di motor atau memanaskan motor kemudian ditinggal ke dalam rumah tidak ada lagi. Aku lebih cerewet mengingatkan karena masih trauma kehilangan motor.

Tahun 2022 tepatnya di bulan Juli aku merenovasi rumah. Awalnya hanya ingin mengecor lantai 2 namun akhirnya meluas kebeberapa bagian. Hingga akhir 2022 ini pun belum 100% rampung karena uang yang sisa aku gunakan untuk mengadakan resepsi sunatan anakku. Sebulan kemudian baru dimulai lagi ke tahap finishing.

Tahun 2022 aku kehilangan abang tertuaku. Abangku meninggal di usia 67 tahun. Tepatnya di tanggal 20 November 2022. Kami tidak sempat menenmani di saat-saat terakhirnya. Abangku pergi sendirian tanpa ada yang tahu. Kami sepuluh bersaudara kini tinggal 9. Rasa duka dan penyesalan sempat menyelimuti perasaanku. Sedih rasanya mengingat abangku harus pergi tanpa ada yang membimbingnya, menemaninya meleawti sykaratul maut. Semoga Allah SWT mengampuni dosanya dan menempatkan almarhum di surgaNya. Aamiin

Aku berharap di tahun 2023 nanti tidak ada lagi kedukaan dan kesedihan. Cukup kejadian yang tidak mengenakan itu hanya di 2022 saja. Aku ingin menuntaskan tugasku menjadi guru di kelas 1 dengan hasil yang baik di semester ini. Aku berdoa agar diberi kesehatan dan kebahagiaan serta kemudahan disetiap menjalankan tugas sebagai seorang pendidik.

Hal pahit di tahun 2022 harus diikhlaskan agar menjadi tabungan pahala buatku. Aamiin

"Ibu, ayo kita pulang!"

Lamunanku terhenti saat anakku menarik tanganku, mengajak pulang.

"Ade ga jadi ikut bakar jagungnya?"tanyaku

Anakku menggeleng

"Aku sudah ngantuk, Bu."

Aku tersenyum lega. Anakku tidak jadi ikut merayakan pergantian tahun bersama tetangga kami karena aku tidak membiasakan anakku tidur larut malam.

Jakarta, 31 Desember 2022