Murid Istimewaku
#Tagur hari kedua
Satu A....
Santun, cerdas, ceria!
Begitulah yel-yel kelasku. Aku meneriakkan kata Satu A saat kelas mulai ramai celotehan sehingga aku sulit berbicara. Murid-muridku secara refleks menjawab sambil menggunakan gaya khas. Otomatis obtilan dan candaan mereka berhenti dan kembali fokus serta siap mendengarkanku. Ice breaking pun aku gunakan untuk membuat kelas kembali tenang dan mereka kembali fokus.
Setelah berjalan sebulan bersama dan kami lebih saling mengenal inilah yang menjadikan suasana kelas lebih hidup dan mulai terlihat karakter asli mereka. Hasil Asesmen Diagnostik memudahkanku mengelompokkan mereka dalam beberapa kategori. Ada anak yang terlihat biasa saja ternyata termasuk anak yang aktif dan pintar. Ada juga yang dari penampilannya memang sudah terlihat anak itu pintar. Ada yang pendiam dan pintar, tidak bisa diam alias super aktif namun juga pintar, dan ada juga yang pendiam karena kurang percaya diri.Tingkat kemampuan calistung pun beragam. Bisa dikatakan kelasku kelas yang komplit dengan karakter khas anak-anak.
Selain Daffa yang istimewa, aku juga mempunyai seorang siswi yang bisa dikatakan unik. Usianya memang sudah pantas di sekolah dasar, perawakannya sedang, tidak terlalu kecil unyuk ukuran anak kelas satu. Tingkah lakunya masih seperti anak TK. Dia belum paham betul arti belajar di kelas. Hal itu mungkin dikarenakan dia tidak melalui TK atau PAUD. Bulan pertama, anak ini sama sekali tidak mau menulis dan belum bisa diarahkan sama sekali. Datang, duduk kemudian mengambil bekal minum serta makanannya lalu mulai makan. Buku tulis hanya berisi coretan berupa gambar seperti gambar tokoh kartun. Ketika aku mengajarkan lagu atau permainan dia mau mengikuti dan bisa menghafal dengan baik.
Saat aku menjelaskan pembelajaranpun dia seakan tidak peduli. Namun ada kalanya saat aku tanya dia sedikit banyak bisa menjawab secara lisan. Itulah kelebihannya. Buku tulisnya habis hanya untuk dicoret coret kemudian disobek lalu dibuang. Menulis satu baris saja itu menjadi hal yang luar biasa buatku setelah aku bujuk dan pendekatan yang ekstra. Semua kejadian dan perkembangannya selalu aku ceritakan ke mamanya. Mamanya pun mengatakan bingung dengan sikap anak keduanya ini. Jika diberi penjelasan seperti tidak ada gunanya. Artinya tidak membuatnya mengerti dan menjalankan apa yang sudah dijelaskan dengan cara yang halus sampai yang sedikit kasar dengan membentaknya.
Guru bidang studi sudah hapal betul tabiat muridku yang satu ini. Mereka tidak lagi mengeluhkan sikapnya yang terlihat seperti tidak bisa diatur. Cara menanganinya berbeda dengan Daffa yang memang sudah jelas kekurangannya secara medis. Daffa masih mau mengerjakan tugas walaupun tidak sempurna. Namun yang satu ini tidak mau mengerjakan apa yang diperintahkan. Dia menulis apa yang dia mau saja. Maka ketika tidak ada nilai tertulis yang didapatnya, maka aku menggunakan nilai lisan saja. Begitu juga dengan guru lain.
Aku selalu berpikir positif menghadapi murid-murid istimewaku ini. Memang dibutuhkan kesabaran dan metode pendekatan yang berbeda pada setiap murid agar mereka mendapat hak yang sama di kelas.
Jakarta, 11 Januari 2023
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar