Angin Sepoi-sepoi

(Tantangan 627)

Hari libur biasanya anak-anak muda dan sebagian bapak-bapak nongkrong di depan rumahku. Kadang ada yang sampai pagi. Aku Kadang ikut nongkrong paling malang sampai pukul 21.00. Ini batas biasa kulakukan untuk beranjak tidur malam.

Perbincangan masalah cuaca masih jadi bahan obrolan. Mereka kurang suka dengan obrolan politik atau sejenisnya. Sebagian bapak-bapak Kadang juga ikut ngobrol tentang pekerjaan dan kesehatan dalam menghadapi cuaca Ibu Kota yang dianggap tidak sehat. "Memang keadaan kota seperti ini membuat orang gelisah dan menjaga kesehatan dengan berbagai cara." kata Pak Ali. "Ya Pak, di kantor ada juga yang bawa kipas kecil bawa buah-buahan dan vitamin." sambung Ruli sambil minum kopi kental kesukaannya. "Itulah Rul, Kadang kita ini siap-siap atau menjaga lebih serius bila keadaan!n membahayakan. Tetapi kalau keadaan baik, nyaman, nikmat tidak ribut menyiapkan atau penjagaan diri yang baik." sambung Pak Darman.

Pak Anton yang dari diam menikmati rokok kesukaanya angkat bicara,"Saya inget cerita Ustadz. Konon ada lomba siapa yang bisa menjatuhkan monyet dari pohon akan mendapat hadiah. Majulah si angin topan. Ketika angin topan menghembuskan angin, monyet memeluk erat pohon. Kemudian angin puting beliung maju dan menghembuskan angin, monyet masih tegar di pohon. Berikutnya angin sepoi-sepoi maju dan menghembuskan angin perlahan-lahan, tak sadar monyet mengantuk dan jatuh dari pohon. Maka angin sepoi-sepoi sebagai pemenang." tutur Pak Anton. "Apa maksudnya Pak Bos?" tanya Firman kepada Pak Anton. "Yang perlu kita waspada ketika kita dalam keadaan nikmat dan nyaman. Kita kadang terlena terhadap kondisi badan keamanan dan sebagainya ketika tidak ada gejala apapun yang ada di depan kita." jelas Pak Anton.

Ahad, 17 September 2023