Nurhadi

Lahir Pati, 21 Agustus 1964. Pendidikan MI (SD) 1977, Mts (SMP) 1981, MA (SMA) 1983 ketiganya di Madrasah Darun Najah Margoyoso Pati. S1 Pendidikan Bahasa dan s...

Selengkapnya
Navigasi Web
Membiarkan Masuk

Membiarkan Masuk

Membiarkan Masuk

(Tantangan 505/582)

Ali dan Amat sedang duduk di depan bangunan yang ia kerjakan. Berdua merantau ke Sulawesi sebagai kuli bangunan. Mereka diajak saudara yang sudah lama tinggal di Indonesia Timur. Karena kelihaiannya dan kepercayaan masyarakat yang dimiliki Sukidi, banyak yang menggunakan jasanya. Seperti kebiasaan para pekerja, hari Minggu santai ngobrol sambil menikmati makanan khas daerah.

Sukidi sebagai orang yang dianggap paling tua dan disegani para kuli yang lain, ikut duduk bersama. “Gimana kesehatan keluarga di Jawa?” tanya Sukidi. “Alhamdulillah Kang, sehat dan salam buat Kang Sukidi.” jawab Ali dan Amat hampir berbarengan. “Ya, salam kembali ya, ntar kalau telpon atau WA.” sambil menikmati teh manis gula merah Sukidi melanjutkan pembicaraan. “Kalau dari Jawa ke sini naik kapal kan? Bahkan kita juga lihat perahu-perahu kecil. Coba perhatikan. Kapal atau perahu itu tidak akan tenggelam karena air di kanan kiri atau beban sesuai ukuran. Tetapi kapal atau perahu akan tenggelam karena dibiarkan air masuk atau perahu bocor atau kelebihan beban. Ini harus kita perhatikan dan dijadikan pelajaran hidup kita di mana saja berada.” jelas Sukidi panjang lebar. Dia biasa ngobrol dan diselingi nasehat singkat tapi padat makna. Ini yang menjadi dia lebih dihormati oleh anak buahnya dan tetangga-tetangganya.

Setelah makan satu buah pisang raja, Amat bertanya, “Maaf Kang, apa maksud dari kisah kapal tenggelam yang Kang Sukidi ceritakan tadi?” Sukidi membenarkan duduknya sambil ambil satu potong pisang rebus menjawab pertanyaan Amat, “Gini teman-teman. Kita hidup di mana saja kadang ada kata-kata atau gunjingan orang lain tentang diri kita masing-masing, Ya kan? Kita jadi diri kita yang tetap kuat tidak memasukkan beban yang berlebihan berupa pikiran dan perasan. Atau air kekesalah masuk dalam hati kita. Wajar orang ngomongin atau nyindir. Anggap saja itu hal yang dapat kita perbaiki. Jika tidak bisa ya abaikan saja. Kasarnya jangan mudah ambil hati atau mudah baper. Capek kita dibuatnya. Santai saja tidak usah kesal atau marah. Insya Allah kita tenang dalam bekerja sebagai sarana mengharap ridho dan pertolongan Allah subhanahu wa ta'ala.” jelas Sukidi yang disambut manggut-manggut Ali dan Amat serta teman-temannya lain yang ikut nimbrung santai sore itu

Kamis, 3 Agustus 2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post