Menggantungkan Kenikmatan
Menggantungkan Kenikmatan
(Tantangan 480/558)
Beberapa teman sibuk mencari kuliner yang dikagumi. Bukan sekadar jenis dan macam, tempat pun mencari yang menyenangkan. Mereka saling tukar informasi kuliner. Masing punya alasan mengapa memilih yang digemari. Begitu yang saya dengar suatu hari. Saya hanya memperhatikan saja. Tak ikut nimbrung. Apalagi semuanya ibu-ibu.
Saya teringat ceramah seorang ulama tentang mencari kesenangan. "Hadirin, mana yang lebih pintar? Orang yang menikmati makan hanya dengan ikan dan sambal. Sedangkan yang lain makan di restoran yang mahal dengan berbagai jenis makanan?" Tanya penceramah tersebut kepada jamaah. Tak satupun yang menjawab. Apakah mereka tak berani atau bingung mau jawab apa. "Orang mau makan saja ribet. Harus jenis makanan tertentu, tempat tertentu jaraknya jauh lagi." Papar sang pencerahan. "Ini namanya orang bodoh. Hanya makan saja ada persyaratan dan perhitungan. Semakin banyak kebutuhan, semakin ketergantungan pada keinginan. Itu namanya diperbudak keinginan." tambahnya.
Berarti semakin banyak ketergantungan berarti semakin pusing. Itu kesimpulan yang dapat saya tangkap. Kesenangan cukup sederhana. Kenikmatan juga tidak perlu berbagai hak yang diperlukan. Ini sederhana tapi saya semakin bingung mencernanya. Lebih baik kunikmati apa yang ada. Berat tapi saya harus mencoba.
Sabtu, 08 Juli 2023
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar