Nurhadi

Lahir Pati, 21 Agustus 1964. Pendidikan MI (SD) 1977, Mts (SMP) 1981, MA (SMA) 1983 ketiganya di Madrasah Darun Najah Margoyoso Pati. S1 Pendidikan Bahasa dan s...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pikiran Sederhana

Pikiran Sederhana

Pikiran Sederhana

(Tantangan 524/561)

Kang Maimun mendekati Kang Rodhi. Sore itu seperti kebiasaan mereka dan teman-teman lainnya ngobrol di bawah pohon rambutan samping rumah. Ada saja yang diperbincangkan. Biasanya mereka dan kawan lainnya apa yang sedang hangat di media massa khususnya di televisi. Baik masalah bercocok tanam, olahraga, politik, hingga ceramah dari para ustadz dan kiai. Perbedaan antarpendapat diantara mereka itu hal yang biasa dan wajar saja.

Kang Rodi mengawali pembicaraan, “Tadi pagi saya menikmati ceramah subuh. Sepertinya saya sudah pernah mendengarnya entah dari kiai siapa. Entah di mana dan kapan saya lupa. Pokoknya saya sudah pernah dengan, tetapi saya suka sekali dan mencoba merenungkan apa yang dikaji tadi pagi.” Sambil menggeser kursi plastik yang diduduki, Kang Maimun bertanya, “Tentang apa itu, Kang kayaknya sangat penting untuk dibahas.” Kang Rodhi melanjutkan perbincangannya, “Kiai yang sangat kukagumi itu menjelaskan, bahwa kita kalau mau sehat jasmani dan rohani, jangan terlalu berpikir berlebihan. Sederhana saja dalam berpikir. Jangan terlalu memikirkan masa lalu berlebihan kadang hingga merasa sedih berkelanjutan. Atau memikirkan masa depan yang terlalu rumit hingga banyak hal yang harus dipersiapkan. Padahal yang kita hadapi saat ini itu yang terpenting. Apa yang kita hadapi sekarang ini kita berbuat sebaik mungkin sebanyak mungkin. Masa lalu biarlah berlalu. Masa datang meskipun dirancang tak perlu dikhawatirkan berlebihan.” begitu isi ceramah pagi yang diulang dengan bahasa sendiri oleh Kang Rodhi.

Kurang lebih enam orang yang ngobrol sore itu. Masing-masing merenungkan ringkasan sederhana yang disampaikan Kang Rodhi. Mereka saling pandang. Seolah-olah ada sesuatu yang ada dalam benak mereka. “Ya Kang, saya kadang terlalu memikirkan anak-anak saya kelak mau jadi apa. Kadang juga meratapi kenapa dulu nikah muda.” kata Kang Risman. “Semoga kita istiqomah bersabar dan dapat berpikir sederhana.” lanjut Kang Ridho.

Selasa, 22 Agustus 2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post