Pura-pura Tidur

(Tantangan 493/571)

Mbak Karim duduk di kursi depan rumah. Secangkir kopi manis dan pisang rebus satu piring. Kebiasaan beliau hampir setiap pagi. Kecuali kalau ada hal yang harus dikerjakan. Pagi itu Bakir murid yang rajin lewat depan rumah Mbah Karim. “Kir, sini sebentar.” panggil Mbah Karim. “Ya, Mbah, maaf ada apa yan Mbah?” tanya Bakir. “Ini ada pisang ayo sarapan pisang biar sehat.” sambung Mbah Karim. “Ya Mbah, terima kasih.”

Mereka berdua duduk santai pagi itu. “Kir, kalau ada orang tidur saya disuruh bangunin, saya mau. Tapi kalau orang pura-pura tidur, saya disuruh bangunin saya tidak mau.” Mbah Karim memulai pembicaraan serius meskipun sambil sekali-kali tawa dan nyeruput kopi manisnya. “Maaf Mbah, memang kenapa Mbah?” tanya Bakir. “Gini Kir, kalau orang tidur, sekali dibangunin langsung bangun. Tetapi kalau orang pura-pura tidur, diguyur sepuluh ember pun tidak mau bangun. La pura-pura tidur.” Karim tersipu malu memang dia suka pura-pura tidur biar tidak disuruh bersih-bersih atau nyapu halaman rumah. Dengar ucapan Mbah Karim, Bakir nyengar-nyengir saja. “Ada apa Kir, kamu kok tersenyum, mau minum teh atau kopi?” tanya Mbah Karim. “Maaf Mbah, saya sering pura-pura tidur, Mbah.” aku Bakir. “Ha ha ha, kamu ini ada-ada saja.”

Mbah Karim minum kopi manisnya dengan nikmat sekali. Kemudian melanjutkan pembicaraannya. “Gini Kir, kalau orang yang tidak tau dikasih tahu akan manut dan menjalankan apa yang diberitahukan. Akan tetapi, orang yang pura-pura tidak tahu, sejatinya dia tahu, diberi tahu, ya tidak ada gunanya. Gitu Kir, yang saya umpamakan orang tidur dan pura-pura tidur.” jelas Mbak Karim. “Ya, Mbah, saya memang murid yang tergolong tidak pinter Mbah, tapi saya sering pura-pura tidur.” jelas Bakir. “Ha ha ha, ini yang aku suka dengan kamu Kir murid Mbah yang jujur dan baik hati.”

Sabtu, 22 Juli 2023