Ramping

(Tantangan 478/556)

Hari ini di lembaga tempat kami mengabdi diselenggarakan IHT. Saya harus ikut kegiatan tersebut. Lima belas menit sebelum acara dimulai, sesuai jadwal undangan, saya sudah tiba di tempat. Suasana pagi ini segar dan indah. Saya dapat menikmati dengan menghirup udara sepuas-puasnya. “Assalamualaikum, gimana kabarnya, Ustadz?” sapa salah satu murid yang pernah saya ajar di SD. “Waalaikum salam, alhamdulillah sehat.” jawabku. Kemudian kami ngobrol sebentar karena beliau sibuk harus bertemu beberapa orang yang sedang menunggunya.

Dia sempat menanyakan mengapa saya menjadi kurus. Memang sekitar tujuh bulan lalu berat tubuhku sekitar 75 kg. Empat bulan terakhir karena sedang mengkonsumsi obat untuk menurunkan lemak dan kolesterol. Selain itu, menghindari dan mengurangi makanan yang berlemak seperti goreng-gorengan, santan, dan daging. Memang terasa hambar kalau sudah terbiasa mengkonsumsi jenis makanan tersebut kemudian meninggalkannya. “Ini jalan terbaik untuk menjaga kesehatan.” gumamku dalam hati sambil berjalan menuju ruang kegiatan.

Beberapa menit saya sudah berada di depan tempat kegiatan. Kawan-kawan, yang sebagian besar pernah saya ajar, dengan sopan dan hormat menghampiriku. Dari deretan para peserta, mayoritas wajah-wajah baru, muda, dan penuh energik. Seperti saya beberapa puluh tahun yang lalu dan badannya pun hampir sama. Jika ditimbang rata-rata 60 kg. Namun yang menjadi pertanyaan, mengapa teman-teman kadang menanyakan bentuk tubuh saya yang kurus. Padahal beberapa seminggu yang lalu beratku 65 kg. dengan tinggi 165 cm rasa-rasanya ideal. Mengapa pula ungkapannya “kurus” bukan “ramping” yang diucapkan. Memang kata ramping biasanya untuk wanita yang berpinggang kecil dan seksi. Sedangkan kurus dikonotasikan kurang makan, kurang sehat, dan sejenisnya. Untuk menghibur diri “Sebenarnya badanku sudah ideal, bukan kurus tetapi ramping dan sehat.” gumamku dalam hati sambil menyimak pemateri.

Kamis, 06 Juli 2023