NUR HAMIDAH

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
 POTRET KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA (Refleksi HARDIKNAS 2017)

POTRET KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA (Refleksi HARDIKNAS 2017)

Bertepatan dengan hari pendidikan nasional tanggal 2 Mei 2017 seluruh siswa SMP/MTs mulai menjalankan Ujian Nasional. Di beberapa sekolah telah menjalankaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). UNBK diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan ujian di Indonesia yang selama ini selalu menimbulkan polemik ketidakjujuran dan kecurangan. Potret pendidikan di Indonesia hendaknya tidak hanya dilihat dari perolehan hasil ujian nasional saja. Banyak faktor yang harus dibenahi untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di era globalisasi sekarang ini. Kiranya patut dicermati perkembangan dunia pendidikan di Indonesia yang selalu diwarnai aneka kebijakan yang selalu menuai kontraversi. Seperti kita ketahui beberapa pergantian menteri pendidikan selalu melahirkan kebijkan-kebijakan baru. Semua kebijakan yang dikelurkan beradalih ingin memperbaiki kualitas pendidikan.

Satu kebijakan yang sempat mewarnai kebijakan pendidikan adalah pergantian kurikulum 2006 ke arah kurikulum 2013. Penggagas awal diberlakukannya kurikulum ini pada dinasti bpk. M. Nuh selaku mendiknas pada saat itu. Meski menuai banyak kontraversi dari berbagi pihak terutama guru-guru sebagai salah satu aktor dalam dunia pendidikan, kurikulum ini tetap dijalankan. Serangkaian pendidikan dan pelatihan telah dijalankan dengan target utama guru di sekolah sasaran kurikulum 2013. Konsep kurikulum yang menekankan pada pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Tugas dan tanggung jawab guru adalah menyiapakn pencapaian kompetensi sikap spiritual dan sosial siswa, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan melalui pendekatn dan model pembelajaran yang bervariasi.

Belum sepenuhnya kurikulum dilaksanakan secara matang di sekolah, terjadi perombakan kabinet. Pergaantian menteri pendidikan di bawah kepemimpinan bapak Anis Baswedan justru mengkritisi pelaksanaan kurikulum yang telah separuh jalan. Kebijakan baru pun dibuat yaitu penundan pelksanaan kurikulum 2013. Hasilnya beberapa sekolah terpaksa harus kembali melaksanakan kurikulum 2006 lagi. Padahal buku materi kurikulum 2013 hampir telah terdistribusi ke sumua sekolah sasaran.

Hal tersebut menunjukkan begitu gegabahnya beberapa pihak dalam membuat kebijakan. Dengan begitu mudahnya merubah kebijakan. Apakah tidak terfikirkan dampaknya bagi anak-anak selaku sasaran utama proses pendidikan. Anak-anak Indonesia bukanlah kelinci percobaan yang harus menerima segala dampak dari kesalahan penerapan kebijkan. Ke depan hendaknya segala kebijakan yang terkait dengan proses pendidikan harusnya ditetapkan melalui suatu proses pemikiran yang mendalam tentang dampak positif dan negatif yang bisa ditimbulkan.

Selain kebijakan kurikulum, pemerintah juga memperhatikan kualitas pendidik di Indonesia. Melalui Uji Kompetesi Guru (UKG) pemerintah ingin mengetahui tingkat kompetensi guru di Indonesia. Hasil UKG akan digunakan untuk pemetaan kualitas dan kemampuan guru. Terhadap guru dengan kompetensi yang masih rendah pemerintah menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. Sayangnya tidak semua guru menymbut baik segala kebijakan pemerintah. Beberapa guru justru merasa terbebani dengan adanya aneka macam pendidikan dan pelatihan yang harus diikuti. Beberapa dampak akhirnya juga dirasakan oleh peserta didik. Karena ketidakmampun guru dalam mengatur waktu yang digunakan untuk memenuhi kewajibnnya dalam mengajar dan waktu untuk mengikuti diklat.

Adanya ketidaksiapan SDM guru juga menjadi kendala dalam menjalankan pendidikn dan peltaihan. Pemerintah menyelenggarakan pendidikan dengan model dalam jaringan yang seharusnya meringankan guru. Memungkinkan guru untuk tidak meninggalkan kelas. Namun yang terjadi justru sebaliknya, ketidak mampuan beberapa guru dalam mengoperasikan IT dan jaringan internet justru menghambat proses. Akhirnya guru sibuk menyelesaikn tugas pelatihan untuk memenuhi tuntutan pemerintah, anak di kelas jadi tidak diperhatikan.

Kedua kebijakan di atas hanyalah contoh dari sekian banyak kebijakan dalam dunia pendidikan. Apalagi pergantian menteri selalu diwarnai dengan pergantian kebijakan. Awal kepemimpinan mendikbud muhadjir Efendi memberikn wacana kebijakan baru diantaranya sekolah tanpa PR, tugas guru selama 8 jam di sekolah, dll. Beberapa kebijakan kurikulum berdampak pada siswa, namun beberapa kebijakan juga berdampak pada guru. Anehnya hampir semua kebijakan selalu menimbulkan kontraversi dari berbagai pihak. Pelaksanaan dari kebijakan tersebut juga selalu tidak maksimal.

Itu menunjukkan potret pendidikan di Indonesia yang masih jauh dari kata sempurna. Antara harapan menuju peningkatan kualitas pendidikan belum bisa diimbangi dengan kenyataan yang ada. Perlu kesiapan dan kerjasama dari berbagai komponen utama pendidikan, termasuk kesiapan SDM guru guna mendukung segala kebijakan yang ada. Tujuan utama yang harus dijunjung tinggi adalah kepentingan anak bangsa. Segala kebijakan pendidikan yang ditetapkan baik itu kurikulum, peningkatan kualitas dan kesejahtearaan guru, dan hal-hal teknis lainnya hendaknya bertumpu pada pencapaian tujuan pendididikan nasional.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

perspektif setiap kebijakan memang cenderung berbeda. Hanya perlu dipikirkan adalah ada kontinyuitas atau tidak.

22 May
Balas

perspektif setiap kebijakan memang cenderung berbeda. Hanya perlu dipikirkan adalah ada kontinyuitas atau tidak.

22 May
Balas

Subhanallah selalu berpihak pada anak ya Bu Nur. Dengan kata lain memposisikan anak sebagai subjek bukan objek.

23:29
Balas

Betul pak...kepentingan anak adalah hal yg paling utama

03 May



search

New Post