Nurhamida, pengelola KBTK Hamzah

Lulusan IKIP Bandung, Ibu dari tiga anak dan satu cucu, mengelola paud sejak 2004. Pendiri KB Kupu-Kupu dan TK Harapan Bunda Balikpapan, Kaltim, dan pengel...

Selengkapnya
Navigasi Web
CEMBURU

CEMBURU

Cemburu

 

" Bu Guru...! Bu Guru..! " Teriakan khas itu kembali menyapa telinga. 

" Aku boleh ikut sama Bu Guru ya? " Mata gadis cilik berponi itu menatapku harap. 

Aku tersenyum, merangkul pundaknya, " Boleh. Kita jalan bareng Salman ya. " 

Aku menggamit lengan Salman di sebelah kanan dan Syifa di sebelah kiri. 

Seperti biasa, setiap pukul tujuh, aku mengantar Salman ke TK. Pada hari tertentu aku menjadi volunteer, mengajar anak-anak mungil ini berbahasa Inggris. 

Sudah hampir sebulan, Syifa selalu ikut bersamaku. Selain rumahnya berdekatan, ibunya tidak keberatan ia pergi dan pulang sekolah denganku.

Sepanjang perjalanan, Salman si sulung, seringkali melepas pegangan. Setiap kuraih, ia menepisnya. 

Wajahnya cemberut. Eh, kenapa anak ini? 

 

Tiba-tiba saja Syifa mundur, menyembunyikan diri di balik badanku. Jemarinya mencengkeram. 

" Bu Guru, takut! " Teriaknya tertahan. 

Salman tiba-tiba mendorong Syifa hingga terduduk. 

Belum sempat kusadari apa yang terjadi, lengkingan angsa yang bersahutan mengejutkan kami. Angsa-angsa itu berlari ke arah kami. Refleks kutarik Syifa dan Salman. Setengah berlari, kuarahkan langkah ke rumah Lek Karni, tetangga lain RT. 

 

Sumpah, aku nggak mau disosor lagi seperti tahun lalu. Aku tidak tahu kalau melewati jalan setapak, akan berhadapan dengan angsa galak. Paruhnya masih terasa menempel di bokongku. 

 

Lepas dari unggas milik Bang Samiran, kami kembali berjalan tenang. Gedung sekolah sudah mulai tampak. Anak-anak seusia anakku berlarian dengan celoteh dan tawa. 

Pulang sekolah, kembali aku menggamit lengan Salman dan Syifa. Kali ini aku ambil jalan memutar. Tahu sendiri kan alasannya? 

Sepanjang jalan, Salman berusaha melepaskan genggaman. Mukanya masih cemberut. 

Salman berlari mendahuluiku.

"Tante Diah... Tadi ada kejadian seru, " Teriaknya. Sepatunya terpelanting ke sana-sini saat ia lepas dengan tak sabar. 

" Tanteeee... Tadi Syifa dikejar angsa. Seru deh. Huh... Sayang, dia sembunyi di balik ibu. Salman dorong aja, " Celotehnya dengan wajah puas. 

Terheran-heran dengan perilakunya, aku memutuskan mendengarkan. 

" Kok didorong Man? Bukannya ditolong? " Tanya tantenya. 

" Habis Salman kesal. Mestinya Salman yang sembunyi, " 

" Salman ngga suka, Syifa suka manja sama Ibu. Kalau di sekolah, Syifa suka dekat-dekat ibu. Itu kan ibunya Salman, "

" Kenapa Salman tidak bilang ibu, kalau tidak suka Syifa? "

Salman terdiam. 

Dia pasti tahu, karena ibunya adalah guru. Maka ibunya akan bersikap baik pada semua muridnya. 

Aha! Terjawab sudah pertanyaanku. Pantas saja selama jalan bersama Syifa, Salman cenderung menghindar.

Aku tersenyum geli. Aih, ternyata anak balita bisa juga punya rasa cemburu. 

 

 

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post