JARAK
#TantanganMenulisGurusiana Hari ke-185
Jarak, adalah pohon dengan nama latin Ricinus communis. Sebutan untuk pohon jarak di Indonesia berbeda-beda di setiap daerah. Di Jawa Barat disebut 'Kaliki'. Di Sumatra, jarak dikenal dengan nama Dulang ada juga yang menyebutnya dengan Gloah. Di Madura, jarak disebut dengan Kalĕkĕ. Tanaman ini tergolong tanaman perdu, memiliki daun tunggal menjari antara 7 - 9, berdiameter 10–40 cm. (id.wikipedia.org)
Tanaman ini memiliki jenis 4 macam, seperti dilansir dalam id.wikipedia.org, yaitu :
1. Jarak pagar. Batang kayunya bulat dan banyak mengandung getah, daunnya tunggal, lebar, menjari, dan berlekuk-lekuk sebanyak 3—5 buah. Buahnya bulat halus, tidak berbulu, bentuknya sama seperti buah jambu.
2. Jarak kepyar. Pohon jarak kepyar sangat berbeda dengan jarak pagar. Dari sisi batang, daun, bunga hingga buahnya lebih mirip seperti tumbuhan singkong. Buah jarak kepyar hampir mirip seperti buah rambutan kecil.
3. Jarak wulung. Pohon jarak wulung, memiliki batang yang berkayu, bulat, warnanya kecokelatan. Daunnya saat muda berwarna keunguan, dan daun tua berwarna ungu kecokelatan. Buahnya hampir mirip dengan pohon jarak pagar hanya saja lebih kecil.
4. Jarak Bali. Jarak bali disebut juga jarak hias. Sebab, bentuknya yang menarik seperti bunga hias. Tidak heran banyak yang menanamnya di dalam pot dan digunakan sebagai tanaman hias. Jarak bali memiliki pangkal batang yang menyerupai umbi. Daun jarak bali bertangkai yang panjangnya 20–30 cm, bunganya berwarna merah oranye.
Pembibitan tanaman jarak dapat dilakukan dengan menggunakan tanaman yang berasal dari stek cabang atau batang maupun benih. Bahkan penyedian bibit dengan menggunakan teknik kultur jaringan. Pembibitan biasanya banyak yang menggunakan biji yang dilakukan dengan menggunakan media polibag yaitu dengan cara melakukan persemaian tanaman dengan media polibag yang sudah diolah dengan media tanah yang di campur dengan pupuk, dan lakukan pemeliharaan seperti tanaman lainnya hingga tumbuh dengan baik.
Pembuatan kain dan kulit ecoprint menggunakan daun jarak ini prosesnya mudah, seperti dengan daun-daun lainnya. Bentuk daun jarak yang bergerigi akan menghasilkan kain yang bermotif indah. Agar menghasilkan warna tertentu, bukan warna hijau seperti warna daun aslinya, daun jarak ini bisa direndam dengan pewarna alami, sehingga menghasilkan warna-warna yang indah. Apabila menghendaki warna asli yaitu hijau, daun jarak bisa dicelup dengan cuka. Jika menggunakan larutan secang, daun jarak akan berubah menjadi merah. Apabila daun jarak direndam dengan larutan tunjung, maka akan menghasilkan warna hitam, sedangkan dengan tegeran bisa menghasilkan warna kuning.
Sumber Foto: dniet ecoprint

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar