29 Juni 2021

Tulisan pertama si bungsu saat baru mengenal pensil warna. Kala itu ia baru berusiai nol tahun. Raut wajahnya begitu sumringah menandakan seolah olah ia sudah mampu menulis.A memberikan applaus untuknya, wah...euforia semakin menghangatkan suasana kamarnya.

Salah satu temanku berkata "biarkan ia mencoret karena sebenarnya ia sedang berekplorasi dalam kemampusn menulis". Ya...kemampuan menulis anak muncul sejak mereka bisa mencoret-coret, yang biasanya muncul pada usia 1,5-3 tahun. Pada masa kanak-kanak awal, keahlian motorik anak biasanya sudah cukup untuk membuat mereks bisa menulis nama meteka sendiri. Saat mereka mengembangkan keterampilan menulis, sebenarnya mereka pelan - pelan belajar ciri ciri huruf, seperti apakah garis suatu hurup harus lurus atau bengkok,terbuka atau tertutup, dan seterusnya. Meski hanya coretan saja, anak sebenarnya sudah berusaha membuat huruf atau angka. Perkembangan yang normal ini sebenarnya buksn prediktor akan adanya masalah literasi.

Nah...salah satunya back to orangtua kali ya..karena seringkali anak tidak punya kesempatan mengekplorasi karena orangtua seringkali melarang, dengan alasan yang kadangkala terlalu krucial. Nah...para orang tua ( merujuk pada diri sendiri nih), mari menjadi motivator anak untuk belajar menulis sejak dini (meski berawal dari coretan..hehe) tanpa perlu memperhatikan tekanan dan rule yang ada. Agar lebih berkembang baik, mulailah mengajak mereka untuk mendengar apa yang kita baca, melihat aktivitas membaca kita (referensi termudahkan koran ya..) setiap hari, atau duduk bersama membaca buku 10 menit sehari (lucu juga meski cuma ocehan). Senang loh...semoga ini awal yang baik untuk anak kita agar kelak terbiasa bergulat dengan dunia literasi, semoga anak kita mampu meretas posisi 2 buncit Indonesia dalam literasi (hasil survey the most literate nation of the world loh) menjadi berkembang pesat...insyaallah..