Nur Hasanah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Koneksi Antar Materi Modul 3.1
Pengambilan Keputuan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Tugas Koneksi Antar Materi

Modul 3.1

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan

Sebagai Pemimpin

 

NUR HASANAH, S.Pd.

CGP A6 -70

Kota Surabaya

 

Kegiatan Pemantik:

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). Bob Talbert

Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini? Pendidikan adalah suatu proses yang sistematis dan terencana, bukan hanya sekedar mengajarkan murid tentang teori/materi/konten saja, melainkan yang terpenting adalah bagaimana semua itu masuk kedalam hati dan pikiran mereka sehingga akan berdampak pada perilaku dan karakter mereka. Karena manusia beradab lebih mulia dari orang berilmu. Pemahaman ilmu yang baik dan dilandasi oleh karakter baik akan menuntun murid untuk dapat menjalankan kehidupannya dengan bahagia dan selamat. Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita? Seorang pendidik harus mampu menjadi teladan utama bagi murid-muridnya, dengan keteladanan  perkataan maupun perbuatan yang tercermin dalam kesehariannya. Menjadi pendidik berarti kita siap menjadi role model semua nilai kebajikan bagi peserta didik dan seluruh warga sekolah juga di lingkungan kita tinggal Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda? Kita sebagai pendidik harus mampu berkontribusi bagi peserta didik, setiap keputusan yang kita ambil harus berpihak kepada murid dengan dilandasi nilai-nilai kebajikan. Pendidik berkewajiban untuk menyampaikan kebenaran dan memberikan keteladanan.

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical. Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis. ~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Pendidikan merupakan suatu proses menuntun siswa untuk menumbuhkan karakter baik berdasar norma -norma sehingga menjadi generasi yang berakhlak mulia, menjunjung tinggi nilai- nilai kebajikan dan kebenaran dalam menjalani kehidupannya. Generasi yang akan datang adalah cerminan pendidikan saat ini yang kita ukir seolah maha karya terbaik yang akan mewarnai negeri ini di masa depan

Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran :

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hajar Dewantara Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani sangat memberikan pengaruh dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, khususnya Ing Ngarso Sung Tuladha. Menurut KHD sebagai seorang guru, kita harus memberikan teladan atau contoh praktik baik kepada murid.Dalam setiap pengambilan keputusan, seorang guru juga harus memberikan prakarsa atau semangat saat menuntun murid sebagai perwujudan filosofi Pratap Triloka Ing Madya Mangun Karsa sehingga guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru sebagai pamong, hanya mengarahkan murid menuju kebahagiaan dan keselamatan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani, artinya dari belakang hendaknya guru memberikan dukungan, arahan dan bimbingan kepada para siswa.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

 Setiap guru seyogyanya memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya. Nilai-nilai    yang akan membimbing dan mendorong pendidik untuk mengambil keputusan yang tepat dan      benar. Nilai-nilai positif tersebut seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak        pada  murid. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika kita berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang secara logika dan rasa keduanya benar, berada situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar. Nilai-nilai positif akan mengarahkan kita mengambil keputusan dengan resiko yang sekecil-kecilnya. Keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan keberpihakan pada peserta didik. Karena sebagai manusia yang beragama,  kita yakin apapun yang kita lakukan, kelak akan dimintai pertanggungjawaban, begitu pula dengan pengambilan keputusan.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Coaching adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali potensi diiri. Dengan langkah coaching TIRTA, kita dapat membuat pemecahan masalah secara mandiri. Konsep coaching TIRTA sangat ideal apabila dikombinasikan dengan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan sebagai evaluasi terhadap keputusan yang kita ambil.

Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pengajar praktik dan fasilitator telah membantu saya untuk berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal dan apakah keputusan yang saya ambil tersebut akan dapat saya pertanggung jawabkan

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Untuk dapat melakukan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi  social emosional dinataranya kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial  (relationship skills) dan proses dilakukan dengan kesadaran penuh (mindful) dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut seorang pendidik, terutama nilai-nilai agama, karena akan menunjukkan kematangan moral yang dimiliki. Semakin dalam pemahaman nilai-nilai keagamaan yang dimiliki, maka akan semakin bijak dalam pengambilan keputusan yang diambil, karena nilai agama yang dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Keputusan yang kita ambil akan berdampak pada implementasi pembelajaran dan mempengaruhi situasi di sekolah. Oleh karena itu,  setiap keputusan yang kita ambil harus tepat dan bijak berlandaskan nilai-nilai kebajikan, keteladanan, bijaksana dan tidak melanggar norma. Dengan landasan tersebut kita dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Sehingga murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan kompetensinya.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus -- kasus dilemma etika adalah tidak dapat memuaskan semua pihak sehingga ini merupakan satu ganjalan bagi saya. Namun 9 langkah pengambilan keputusan yang saya coba lakukan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Jika pengambilan keputusan kita dalam pembelajaran berpihak kepada murid, yaitu  mrnggunakan metode, media dan sistem penilaian sudah sesuai dengan kebutuhan belajar murid, maka akan dapat memerdekakan murid dalam belajar dan pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya. Namun sebaliknya apabila keputusan tersebut tidak berpihak kepada murid, dalam hal metode, media, penilaian dan lain sebagainya maka kemerdekaan belajar murid hanya sebuah omong kosong belaka dan tentunya murid tidak akan dapat berkembang sesuai potensi dan kondratnya.

Pembelajaran yang tepat untuk menggali potensi murid kita yang brebeda-beda adalah dengan menerapkan Pembelajaran berdiferensiasi, Dengan pembelajaran berdiferensiasi, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk, murid dapat belajar sesuai dengan minat dan gaya belajarnya.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Ketika guru sebagai pemimpin pembelajaran melakukan pengambilan keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi oang-orang yang merdeka, kreatif, inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya.

Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

         Pengambilan keputusan adalah suatu ketrampilan yang harus terus dilatih dan dimiliki oleh guru             dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara (Pratap Triloka) jika dikaitkan sebagai            pemimpin pembelajaran.

         Pengambilan keputusan harus berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, agar tumbuh budaya            positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).

Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kompetensi social emosional dan dilakukan dengan kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya memiliki profil pelajar pancasila.

Dalam perjalanan mewujudkan murid yang memiliki profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dengan mempelajari modul 3.1 ini, saya mendapatkan pengetahuan tentang dilema etika dan bujukan moral. Selain itu, saya juga mendapatkan panduan dalam memahami tentang adanya 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan serta 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan, yang sangat membantu saya dalam melakukan pengambilan keputusan dari setiap permasalahan yang dihadapi.

Adapun hal baru dan di luar dugaan adalah saat saya belajar dan berlatih 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan, pada poin investigasi trilema. Sebelumnya saya berpikir, saat kita dihadapkan masalah dilema etika, kita cukup memilih salah satu opsi sebagai penyelesaiannya. Namun setelah mengetahui opsi investigasi trilema, saya jadi bisa menemukan opsi lain yang tidak terpikir sebelumnya dan bisa jadi jalan penyelesaian.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Pernah. Saya belum menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan.

Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah mempelajari Modul 3.1 ini, saya akan mengikuti langkah-langkah yang dilakukan dalam modul ini, setiap kali melakukan pengambilan keputusan, yaitu melakukan identifikasi masalah (dilema etika atau bujukan moral), menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 Langkah pengujian dan pengambilan keputusan.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Materi dalam Modul 3.1 ini sangat membantu dan memandu saya dalam proses pengambilan keputusan, baik secara individu terlebih sebagai seorang pemimpin pembelajaran.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post