Nurhayati

Lahir di Desa Buniseuri kecamatan Cipaku Kab.Ciamis Sekolah SDN SUKAMAJU Cijoho MTsN Buniseuri SPGN Probolinggo IKIP PGRI UT PGSD Menulis untu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Merajut Asa di Ujung Senja (20)

Merajut Asa di Ujung Senja (20)

Bismillahirrahmanirrahim,

#Hari ke-48

#Cerpen

Merajut Asa di Ujung Senja (20)

May dan Kemal saling berpandangan.

"Siapa mereka ya? Malingkah?" ujar May cemas. Kemal segera merengkuh istrinya ke dalam pelukannya. "Sudaaah, paling cuma orang iseng.." Kemal berusaha menenangkan istrinya walaupun sebenarnya bertanya-tanya siapa gerangan yang berniat buruk kepadanya. Kemal melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 02.00. "Alhmdulillah, mungkin ini cara Allah membangunkan kita sayang.." ucap Kemal kemudian. May menatap suaminya heran, "Lo kok bisa kanda?"

"Iya, coba kamu ingat kalau waktu tahajud tiba, ada saja yang mengusik tidur kita. Kadang kita terbangun karena gigitan nyamuk. Kadang ingin minum, kadang tiba-tiba terbatuk-batuk, kadang karena ingin pipis dan sebagainya." May termenung sejenak mengingat-ingat, "Subhanallah iya kanda, sungguh indah cara Allah menyayangi kita"

" Nah itu karena Allah rindu kepada kita sayang...'' Sejurus kemudian mereka pun tenggelam dalam khusuknya sujud. Hidmatnya doa-doa yang tak pernah bosan dipanjatkan. Sampai subuh menjelang...

Pagi baru saja menjelang. Mentari belum lagi menyapa. Tetiba ucapan salam di pintu depan menghentikan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang terdengar merdu dari dalam rumah itu. "Assalamu'alaikum...." Kemal menutup Al-Qur'an dan bangkit, " Waalaikum salam, Itu mungkin Bu Munah sayang... Biar aku yang buka" Kemal melangkah membukakan pintu depan, sementara May merapikan mukena dan menyimpan Al-Qur'an. "Masuk Bu, istri saya masih mengaji". Kemal mempersilakan Bu Munah masuk.

"Iya Mas terimakasih, saya langsung beres-beres aja ya Mas"

"O begitu silakan....", Kemal melangkah ke dalam diikuti Munah. Di ruang tengah May muncul menyambut Munah ramah, "Pagi sekali Bu, naik apa tadi kemari?" Sambil terus melangkah ke dapur Munah menjawab, "Saya ngonthel Mbak..."

" Bapak sama anak-anak gimana makannya?" May penasaran.

" O sudah saya siapkan semua Mbak gak apa-apa. Nanti bapaknya bantu urus mereka" Munah menjelaskan.

Munah pun menceritakan bahwa suaminya sudah satu minggu sakit. Menurut dokter Diman terkena gejala sakit paru-paru. Dianjurkan untuk berobat selama enam bulan tanpa putus. Sebenarnya keluarga Diman tidak kekurangan sesuatu apapun, walaupun tak bisa bekerja di ladang Pak Harun seperti biasa. Semua kebutuhan sehari-hari mereka selalu dipenuhi Pak Harun. Tetapi istri Diman merasa tidak enak hati, dan berinisiatif untuk bekerja di rumah Kemal sebagai bentuk ucapan terimakasih.

Munah mulai bersih-bersih, merapikan seluruh sudut rumah. Sambil sesekali bercakap-cakap dengan May, tangannya terlihat cekatan sekali. Mencuci semua perabot yang kotor, menyapu dan mengepel lantai. Sementara May membuat sarapan sedangkan Kemal membereskan halaman dan menyiram tanaman hias yang sudah ada di halaman depan dan samping rumahnya. Tiba-tiba Kemal menghentikan kegiatannya ketika dilihatnya sebuah pot bunga Srirejeki yang terbuat dari gerabah, pecah dan tanahnya berantakan. Keningnya mengernyit mengingat kejadian semalam. "O mungkin ini yang semalam didengar May..." Sambil terus memikirkannya Kemal segera merapikannya. Tiba-tiba May menghampiri sambil membawa segelas teh hangat, "Duh rajinnya, minum dulu ustadz", May berseloroh sambil melempar senyum manis. Kemal menyambut istrinya dengan senyum lebar, segera ia membersihkan tangan dengan air kran yang ada di situ. "Sini sayang, lihatlah kamu suka bunganya?" Tanya Kemal menunjuk mawar putih yang mekar pagi itu. Dia duduk di bangku kayu yang dipesannya beberapa hari sebelum acara pindahan. May menjejerinya dan memberikan gelas berisi teh hangat kepada suaminya. "Bismillah" ucapnya kemudian menyeruput teh tawar yang masih hangat itu. "Alhamdulilah"ucapnya kemudian. Disodorkannya kembali gelas itu kepada May. "Minumlah..." Dengan mengucap Bismillah May pun meminumnya. Kemal memandang lekat wajah istrinya yang kemerahan terkena sinar mentari pagi, membuat May tersipu.

"Masya Allah, indahnya bunga-bunga di taman kecil ini tak seindah wajahmu sayang..." Kemal mencolek hidung mancung istrinya mesra. "Gombal ah kanda, masih banyak lo yang lebih cantik di luar sana" May merendah.

" Ya emang banyak sayang tapi bagiku kaulah wanita tercantik di dunia ini..."

Kemal menggenggam tangan istrinya penuh kasih. May menundukkan wajahnya. Tiba-tiba matanya melihat pot bunga Srirejeki yang pecah itu. Dia melepaskan genggaman suaminya dan berjongkok, "Kanda inikan pot bunga Srirejeki itu...?" Ucap May heran.

"Iyaa mungkin kena tabrak kucing atau kena angin kali.."

"Oo jadi ini yang jatuh semalam kanda"

"Iya nanti kita ganti pot baru ya?" Batin

May masih bertanya-tanya, tapi Kemal tak ingin istrinya cemas. Dia segera mengalihkan pembicaraan. "Eh mana sarapannya sayang, lapar nih !"

May pun beranjak ke dapur menyiapkan sarapan diikuti suaminya.

Jumat kedua di bulan Agustus, adalah jadual Ustadz Kemal mengisi kajian di Panti Asuhan An-Nur. May akan ikut serta bersama suaminya ke panti. Mereka pun pergi dengan menggunakan mobil meninggalkan Munah yang masih menyetrika. Dan sesuai kesepakatan, Munah pulang ba'da ashar. Sebelum pergi May sempat berpesan untuk meletakkan kunci rumah di bawah keset di teras rumahnya. Setelah mengunci semua pintu rumah dan pagar Munah pulang tenang. Dia merasa senang dapat bekerja di rumah Ustadz Kemal yang baik hati. Dia tidak membeda-bedakan antara pembantu dan majikan. Ketika waktu shalat tiba Munah disuruh menghentikan semua pekerjaannya untuk shalat terlebih dahulu. Sambil mengayuh sepedanya, Munah tersenyum-senyum sendiri mengingat kemesraan majikannya. Beberapa kali dia memergoki ustadz Kemal sedang mencumbui istrinya. "Maklum pengantin baru", gumamnya. Di pertigaan jalan tiba-tiba sebuah sebuah motor menyalip dan menghentikan laju sepedanya. Munah terkejut dan nyaris dia terjatuh.

" Woy, hati-hati dong, gimana sih !!" Munah emosi. Dilihatnya dua orang pengendara motor itu menghampirinya. " Maap mbak mau tanya...itu yang tinggal di rumah baru itu siapa ya?" Munah memperhatikan keduanya sebelum menjawab, "Oo itu Ustadz Kemal dan istrinya"

"Apakah istrinya bernama May?"

"Iya, bapak ini siapa?"

"Saya temannya, ya sudah terimakasih"

Dan belum sempat Munah menjawab, Werrr... Motor itu melaju kencang sekali.

Bersambung

Wringinagung, 11 Agustus 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow, cerpen yang keren Bund. Sukses selalu dan barakallahu

11 Aug
Balas

Keren bunda cerpennya di lanjut

12 Aug
Balas

Apkh itu pria yg msa lalu may

12 Aug
Balas

Siapa yang menanyakan Kemal dan May? Apakah orang yang pernah ada pada masa silaam May? Keren, Bu?

12 Aug
Balas

Keren. Semoga sukses Bu

12 Aug
Balas



search

New Post