Nurhayati

Lahir di Desa Buniseuri kecamatan Cipaku Kab.Ciamis Sekolah SDN SUKAMAJU Cijoho MTsN Buniseuri SPGN Probolinggo IKIP PGRI UT PGSD Menulis untu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Merajut Asa di Ujung Senja (22)

Merajut Asa di Ujung Senja (22)

Bismillahirrahmanirrahim,

#Hari ke-50

#cerpen

Merajut Asa di Ujung Senja (22)

Setelah shalat ashar bersama Mbak Munah sebelum pulang, seperti biasa May mengisi waktu dengan muroja'ah bacaan Al Qur'an yang sedang dihafalnya. Masih mengenakan mukena May bersimpuh di atas sajadahnya. Tiba-tiba dia mendengar suara pintu depan dibuka. Sontak dia menghentikan bacaan Al-Qur'annya, dilihatnya jam dinding masih setengah empat. "Oh mungkin suamiku pulang cepat", pikirannya senang. Segera dilepaskannya mukena dan diraihnya jilbab. Baru saja selesai dia pakai jilbabnya, tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang. "Kanda, kok May gak dengar salamnya?" Orang yang memeluknya tak menyahut. May mendengar suara nafasnya tersengal- sengal mengendus-endus di tengkuknya. May meronta dan segera berbalik, dilihatnya dua orang lelaki memakai masker hitam dan pakaian serba hitam. "Si...siapa kalian?!" Suaranya gemetar. " Tol........".

Belum sempat May berteriak meminta tolong, salah seorang dari mereka membekap mulutnya. May meronta sekuat tenaga. Tangannya menggapai gawai yang ada di atas meja riasnya. Tapi apalah daya, seorang yang lainnya menutup hidungnya dengan tisu yang telah dibasahi obat bius. Hanya selang beberapa detik May pun tak sadarkan diri. Hp yang berhasil diraihnya jatuh. Seorang dari mereka memungut dan memasukkannya ke dalam saku jaket hitamnya. Dengan hati-hati seorang lainnya membopong tubuh May menuju mobil Avanza hitam yang diparkir tepat di depan pintu . Kejadian itu begitu cepat, dan mobil itupun melaju tenang tanpa mencurigakan sama sekali. Mobil pun melaju menuju ke luar kota.

Mobil pun sampai di sebuah rumah terpencil yang tak berpenghuni. Begitu sampai seorang lelaki yang tadi membius May membopongnya ke dalam sebuah kamar yang cukup luas. Di sana tampak seorang wanita tengah menelpon seseorang. Perawakannya tinggi semampai, dia memakai setelan jaket dan celana kulit yang ketat dan wajahnya ditutupi masker berwarna merah. " Bos, taruh di mana nih?" Laki-laki itu bertanya. Perempuan muda yang dipanggil Bos itu menunjuk tempat tidur . May masih pingsan, tubuhnya lemas, tangannya terkulai dan matanya terpejam. Laki-laki itu meletakkan tubuh May di sebuah ranjang. " Sana, berjaga-jaga di luar !" Perintah wanita itu kepada dua orang yang telah menculik May. Kedua lelaki itu pun pergi meninggalkan ruangan. Wanita bermasker merah itu memperhatikan tubuh May yang tak berdaya. Mulutnya mendesis, matanya menyala. Dia mengitari ranjang tempat May terbaring. Tiba-tiba dia meraih segelas air putih yang ada di atas meja disiramkan ke wajah May. Dengan kasar dia memegang dagu May sambil mendekatkan wajahnya, "Heh bangun!" Teriaknya. Perlahan May membuka mata. "Kandaaa..." Desahnya pelan, kemudian matanya kembali terpejam. "Hahaha..... Kanda.... romantis amat ..... hahaha...." May terkejut bukan main, matanya terbelalak seketika. Dengan sekuat tenaga dia bangun."Siapa kau? Apa salahku? Aw..." May memegang kepalanya yang terasa pusing tiba-tiba. "Jon !!", wanita masker merah itu berteriak memanggil kacungnya. Laki-laki yang dipanggil Jon itupun mendekat, "Ada apa bos?"

"Ikat dia!" Perintahnya. May memberontak ketika Jon menarik tangannya ke belakang dan mengikatnya. May memandang tajam mata wanita masker merah itu. Dia mencoba mengingat-ingat suara di balik sosok wanita itu, seperti tidak asing.

Tepat pukul setengah lima sore, Ustadz Kemal tiba di rumahnya. Dia heran, pintu pagar dan pintu depan rumahnya terbuka. Biasanya istrinya selalu menyambutnya dengan membukukan pintu pagar. Bergegas dia masuk sambil mengucapkan salam."Assalamu'alaikum, sayang... dimana kamu" Kemal memanggil-manggil istrinya. Dicarinya ke dapur, ke kamar mandi dan ke halaman samping dan belakang. "Hm....tak biasanya dia begini", gumamnya. Bergegas Kemal kembali ke dalam, diperhatikannya sekeliling. Ada beberapa alat rias yang jatuh dan taplak meja yang nampak sedikit berantakan. Kemal panik dia segera mencari hp di dalam tas kerjanya. Dia pun menelepon hp istrinya, tak ada jawaban. Dia pun segera menelpon ibunya, adiknya bahkan Munah dan Bu Hamidah untuk menanyakan keberadaan May. Tapi tak seorang pun yang tahu. Beberapa tetangga pun ditanyainya, semuanya menggeleng. "Astaghfirullaaaahh...." Kemal terduduk lemas. Bapak, ibu dan adik iparnya berdatangan, "Apa yang terjadi, nak?"

Bu Is terlihat sangat cemas. "May menghilang Bu..."

Bersambung

Wringinagung, 13 Agustus 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Waduh, siapa yang menculik May? Semoga segera ditemukan. Keren, Bun ceritanya...

14 Aug
Balas

Moga may bs bertemu juni....hehe keren bu

13 Aug
Balas

Wah...ketinggalan jauh...ceritanya bunda....

14 Aug
Balas

Haa.... siapa yang menculik may bun ????

13 Aug
Balas

Ya Tuhan, siapa yang menculik May? Semoga Ustaz kemal segera menemukan May. Keren ceritanya, Bu.

13 Aug
Balas



search

New Post