Nurhayati

Lahir di Desa Buniseuri kecamatan Cipaku Kab.Ciamis Sekolah SDN SUKAMAJU Cijoho MTsN Buniseuri SPGN Probolinggo IKIP PGRI UT PGSD Menulis untu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Merajut Asa di Ujung Senja

Merajut Asa di Ujung Senja

Bismillahirrahmanirrahim, #Hari ke -31 #Cerpen

Merajut Asa di Ujung Senja(10)

Malam semakin kelam. Suara jangkrik dan burung hantu saling bersahutan, mencekam. Seakan turut menjadi saksi kisah May yang penuh kepiluan. Malam itu Bu Hamidah meminta May untuk tidur bersamanya. Dua wanita yang saling mengasihi itu pun akhirnya tertidur sambil berpelukan. Selang beberapa saat saja mata May terbuka. "Astaghfirullah.. Alhmdulillahilladzi ahyanaa bakdamaa amatanaa wailaihinnusuur", bisiknya. Dia beringsut perlahan, takut membangunkan Bu Hamidah. Ternyata Bu Hamidah pun telah terjaga. Dia melirik weker yang ada di mejanya, pukul 02.15. " Ira, Bunda melihat tidurmu gelisah nak?" " Bagaimana saya bisa tenang Bunda, bayangan dosa selalu menghantui dan..." Suara May parau. "Ssttt, sudahlah anakku sayang, yakinlah Allah Maha luas ampunannya. Kita cukup ikhtiar beribadah, beramal dan berdoa memohon ampunan, setelah itu tawakallah pada ketentuan Nya" Bu Panti segera menenangkan May yang mulai mau menangis. Setelah membersihkan diri, mereka pun bertahajud bersama...khusuk, hidmat. Lantunan doa-doa dipanjatkan. Kalimat-kalimat thayyibah diucapkan. Bersama hening malam syahdu. Yaa Arhamar Rahimiin. Yaa Gafuurur Rahiim...

Sementara nun di sebuah kamar, Kemal tak tenang hatinya. Tak tentram jiwanya. Pikirannya selalu terpaut pada sosok bermata indah di balik niqab hitam itu. Dan di sepertiga malam terakhir itu dia bermunajat kepada Allah Sang Khaliq agar diberikan jodoh yang terbaik untuk meniti hidup di dunia sampai surga kelak. Doa-doa yang dipanjatkan, orang-orang shaleh shalihah di waktu yang mustajabah itu membumbung tinggi melintasi dinginnya udara, mengetuk pintu-pintu langit, menembus singgasana Sang penguasa Alam yang tak pernah tidur. Allohu laaa ilaaha illaa huw, al-hayyul-qoyyuum, laa ta`khuzuhuu sinatuw wa laa na`uum, lahuu maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh, mang zallazii yasyfa'u 'ingdahuuu illaa bi`iznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa kholfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai`im min 'ilmihiii illaa bimaa syaaa`, wasi'a kursiyyuhus-samaawaati wal-ardh, wa laa ya`uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal-'aliyyul-'azhiim... "Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar."

Si sela-sela kesibukannya sebagai seorang dosen dan ustadz, kerinduan Kemal kepada panti asuhan An-Nur membuatnya selalu menghitung hari. Dirasakannya hari berjalan lambat. Jumat kedua setiap bulan adalah jadwalnya memberikan kajian di panti itu. Dengan oleh-oleh yang selalu disiapkan untuk anak-anak yatim-piatu di sana, Kemal pun bersiap pergi. Aisyah sang adik tiba-tiba muncul, " Ciee yang lagi bersemangat, salam ya buat May", Aisyah senyum-senyum. " Apaan sih kamu, emang kamu yakin itu dia? Kalau bukan?" Kemal ragu-ragu. Aisyah merasa kasihan melihat kegelisahan kakaknya. " Bagaimana kalau kakak panggil aja namanya kalau melihat dia, tarik tangannya dan ajak bicara". "Husy, ngaco kamu ! Kasar banget itu" Kemal melotot dan Aisyah tertawa melihatnya. "Sudah Aisyah jangan goda kakakmu terus, ayuh Kemal nanti terlambat kamu", tiba-tiba Bu Is muncul dari dalam kamarnya. Setelah mencium tangan ibunya Kemal pun berangkat mengendarai motor kesayangannya.

Di panti asuhan, Bu Hamidah sedang duduk bersama May yang sedang mengasuh Adel. " Ira, sebentar lagi ustadz Kemal datang, apakah kamu bersedia menemuinya nak?" Ujar Bu Hamidah lembut. Sejenak May terdiam, kemudian dia menggeleng. "Mengapa Ira, dia itu orang baik, sopan , seorang ustadz lagi. Mungkin dia punya maksud lain" Bu Hamidah tersenyum. "Tolong sampaikan terima kasih saya kepadanya, Bun. Dan maap, saya berjanji pada diri saya sendiri tidak akan menemui laki-laki lagi kecuali yang akan menjadi suami saya". "Baiklah nak, Bunda tak akan melmu...eee.. seandainya dia melamarmu??" Tanya Bu Panti tiba-tiba. May kembali terdiam, tatapan mata di balik niqabnya datar. "Gak mungkinlah Bun, dia tahu siapa May, dia yang menemukan May hampir mati di tepi jalan, Astaghfirullah dia telah melihat semuanya, Bun" May mulai meradang. Melihat gelagat itu Bunda segera mengalihkan pembicaraan. Tiba-tiba Pak kebun masuk memberi tahukan kedatangan ustadz Kemal. May bergegas menggendong Adel dan membawanya ke halaman samping.

Bersambung

Kutipan ayat : * Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

Wringinagung, 25 Juli 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

penasaran dengan kisahnyaditunggu kelanjutannya Bucansukses selalu

26 Jul
Balas

Keren Bu ceritanya.....

26 Jul
Balas

Keren bun..ditunggu kelanjutannya

26 Jul
Balas

Mantaap bun,ditunggu kelanjutannya penasaran nih..,salam sukses selalu

26 Jul
Balas

Wah penasaran kisahnya Bu.

25 Jul
Balas

Ini ni yang bikin kesel. Lagi asik membaca eeee di akhir bersambung. Terus terang saya kecewa Bun. Betewe keren lanjut jd penasaranni kelanjutannya. Apakah ustadz akan melamar? Atau menemui diriku. Oow ga ada dalam cerita ya. Hmmm

26 Jul
Balas

Masayaallah. Keren Bun

26 Jul
Balas



search

New Post