Nurhayati

Guru PAI SMPN 8 Banjar Belajar menjadi manusia yang bermanfaat untuk sesama. Mengabdi sebagai pendidik merupakan pekerjaan mulia. Khairunnaas anfa'uhum ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Jauh dan Tersekat

JAUH DAN TERSEKAT

Saat ini Bumi sedang merasakan kegerahan yang sangat menyiksa. Dia lihat posisi Syamsi si mataharinya memang dalam posisi di sebelah utara Khatulistiwa. Ketika posisi matahari berasa di posisi sebelah utara Khatulistiwa itu pertanda musim panas.

"Ah panas sekali, rasanya siang ini. Padahal Rihan dan Mega ada membersamaiku saat ini. " Gumam Bumi.

"Angin, kamu ada tapi seperti tiada ya,... " Seloroh Bumi pada Rihan angin semilir.

"Emang gimana, Bum? " Rihan menimpal.

"Iya.. Sekarang udara panas sekali. Aku kegerahan, tahu!! " tukas Bumi.

"Yee.. Itu kan karena Syamsi si mataharimu ada di sebelah utara kamu, tuh!! " Rihan menunjuk Syamsi. "Coba deh segera geser napa, biar Bumimu nyaman, Syams, " Kata Rihan.

"Ah... semua kan ada waktunya. Adakalanya aku berada di samping kanan Bumi, kadang di sebelah kirinya, atau bahkan berada di hadapannya. Tepat! " Syamsi sangat matahari menjelaskan posisinya bagi Bumi kekasih kesayangannya.

"Sabar sayang..." Lirik Syamsi pada Bumi. "Semua ada waktunya. Kamu tahu sendiri. Aku hanya titahan. Aku melaksanakan semua aturan dan perintah dari yang kuasa. Apalah dayaku... " Syamsi menghibur atau hanya sekedar memberikan informasi.

"Oh ya?" Sahut Bumi pendek.

"Sampai kapan kamu akan membuatku adem, dingin, nyaman? " Tanya Bumi.

"Sampai ada perintah untuk pindah ke posisi itu, Bum.. Aku tidak janji. Tapi aku akan memberi bukti. Bahwa aku sanggup memberimu rasa damai, rasa nyaman. Tidak kegerahan macam sekarang." Syamsi seakan meyakinkan Bumi.

"Semua ini aturan Yang Maha Kuasa Bumiku. Sebagai makhluk-Nya aku wajib taat. Apapun yang Ia Titahkan. Ini yang dinamakan hukum alam. Hukum yang berlaku untuk aku juga kamu." Ujarnya.

"Kamu juga tahu, ketika kamu cuaca seperti ini, kamu tidak bisa berbuat banyak. Rihan dan Mega yang menggayut tidak bisa membuat dingin. Mereka bilang itu gara-gara aku." Syamsi nyerocos dengan nada agak tinggi.

"Lho... Kok kamu ngegas, Syams. Kenapa kamu menyalahkan Rihan dan Mega?". Jangan suka cari perlindungan, jangan suka cari pelarian atau alasan-alasan lah... " Bumi mulai terpancing emosi.

"Kok kamu bilang aku ngegas? Kenapa kamu belain Rihan dan Mega? Ada apa kalian? Kalian gak suka dengan aku?" Atau jangan-jangan kamu sudah gak suka dengan aku. Kamu sudah gak nyaman dengan aku. Setelah aku jelaskan posisiku, Bum?"

Bumi kaget juga. Syamsi bicara dengan nada tinggi dan ada nada cemburu, tidak suka pada Rihan dan Mega. Rihan tidak salah. Mega juga tidak salah. Dialah yang merasa salah. Telah bertanya pada Syamsi dalam suasana begini. Suasana yang benar-benar panas.

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Trimakasih sudah mampir disini. Mohon krisannya

22 Jul
Balas



search

New Post