Para Pencari Alasan
Hari Ke 152
Pentigraf
Menulis tidak harus menunggu ide. Tidak hanya di pikir. Apa saja yang ada di pikiran, tuliskan, tuangkan ke dalam bahasa tulisan. Itu namanya menulis. Kalau hanya menunggu ide datang, gak segera ditulis, ya gak akan jadi tulisan atuh. Hanya jadi angan dan pikiran. Iya kalau ide itu datang. Kalau gak datang dengan berbagai alasan, gimana? Maaf ya aku gak bisa hadir di pikiran kamu, aku lagi sakit, aku juga lagi males. Atau maaf aku lagi di menemani seseorang, yang asyik terus menulis. Kapan-kapan ya.. Gak jadi kan menulisnya.
Seperti hari ini, yang ada dipikiran ingin menuliskan kisah hari ini saja. Judulnya Para Pencari Alasan. Pelakunya adalah para suami yang hari mulai melakukan perjalanan agak jauh, setelah diberlakukan new normal. Tiba-tiba sibuk. Ditanya mau kemana. Mau beli amplifier ke Tasik. Ikut dong.. wah gak bisa. Sudah penuh mobilnya. Para suami wungkul. Perempuan dan anak-anak nol. Dalam hati sekedar beli amplifier sepenuh itu mobilnya. Enam orang jumlahnya. Okelah.. maklum. Mobil baru, suasana baru. ,
Ngrumpi time.. online tentunya. Siapa? Para mamih yang tidak diajak dengan alasan mobil penuh, gada perempuannya dan cuma mau beli amplifier. Setrikaan tetap jalan, pakaian sudah berangsur rapi, gawai pun tetap aktif. Ternyata nasibnya sama. Gak boleh ikut dengan alasan yang sama. Ternyata salah seorang dari mereka pasang status. Bukannya belanja amplifier ke Tasik, tapi mereka malah melipir ke Panjalu. Malah dengan terang-terangan videonya sedang naik perahu di situ Lengkong. Strategi baru dipasang. Dengan kesepakatan bulat melalui rumpi meeting dinyatakan minggu depan kita harus diajak kembali kesana. Tanpa kecuali tanpa alasan bernada ancaman. Tak sengaja mereka ketemu di suatu tempat. Maka tidak membuang kesempatan, ckrek selfi, apdet status.. menyanyi dengan nada super sumbang “menunggu itu menyenangkan”… tapi bohong..
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hemmm...ternyata bohong khan...
Gada yang namanya menunggu itu menyenangkan ya bun
Maklumi aja Bu. Kadang kami, para suami, hanya butuh ditemani laki-laki. Ups... Hehehe
Hi.. Iyah.. Itu alasannya. Pingin hiburan.
Hehehehe..twist endingnya keren bun.." Menunggu itu menyenangkan..tapi itu bohong"
hi... saampai rumah di cuekin. biar tahu bulat eh tahu rasa
Gantian Bun...ibu-ibunya lagi yg pergi...tinhgalin misua di rumah...ga usah dimasakin...ga usah dibikinin kopi...hihi tp mesti ga tega
Ya. Sudah di rencanakan. Ketika kita bilang, kami juga butuh refreshinf, boleh dong pergi-pergi. Jawabnya ih gak boleh gitu..
Keren bun
hem,.. curhat emak-emak
Dibales aza ditinggalin...
Ya tar nunggu bisa nyetir mobilnya dulu bu
Maaf ya, Bu. Kurang fokus.
yang mana nih? biar saya edit lagi. betul kurang fokus. kan syedih gak diajak jelong-jelong..