Jodoh Maya
Tagur-1
(Part 5)
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Maya terus meringis kesakitan. Kak Mala terus berusaha menenangkan. Mereka memilih rumah sakit yang terdekat yang ada di pinggir Jalan Sudirman. Tiba di rumah sakit, Maya langsung ditangani oleh beberapa perawat. Tak lama dokter pun melakukan USG.
Dokter itu terdiam seraya menatap kak Mala dan ibu yang ada di hadapannya. "Maaf, kami .... "
Kak Mala semakin merasa panik dan khawatir, saat dokter yang menangani adiknya menggantung ucapannya. Mala hanya bisa berdoa semoga adik bungsu serta calon anaknya dalam keadaan baik. Meski kemungkinan besar, itu tidak mungkin terjadi.
"Tolong jelaskan, Dok! Adik saya baik-baik saja kan, Dok?" tanya kak Mala.
"Kami harus melakukan tindakan operasi, karena Adik Anda ternyata hamil anggur, bahasa lainnya hamil di luar rahim. Jika dibiarkan bisa berbahaya karena bisa menimbulkan tumor kandungan," jelas Dokter yang bernama Aida itu di ruang terpisah .
Bagai disambar petir di tengah malam, mendengar hal itu, persendian kak Mala dan Ibunya berasa lemas. Ia langsung menghubungi Andrian untuk mengambil keputusan. Kak Mala tak bisa membayangkan bagaimana reaksi Maya jika tahu kondisi calon bayinya saat ini. Maya pasti terpukul. Beruntung tiga jam kemudian Andrian sudah datang.
Tolong lakukan yang terbaik untuk istri dan calon anak kami, Dok." Andrian pasrah, apa pun yang akan terjadi nantinya. Andrian hanya bisa berdo'a semoga istrinya baik-baik saja.
"Baik, kalau begitu, Bapak ikut saya untuk menanda tangani surat persetujuan operasi," ujar Dokter Aida. Andrian mengangguk, lalu mengikuti dokter tersebut.
***
Operasi berjalan dengan lancar, tetapi kondisi Maya masih lemah, bahkan Maya belum sadarkan diri. Andrian harus ikhlas, karena anak yang selama ini ia nantikan sudah pergi meninggalkannya untuk selamanya. Allah lebih sayang pada calon buah hatinya, Andrian hanya bisa berharap semoga Maya bisa tabah.
Andrian duduk di kursi yang ada di sebelah brangkar di mana Maya terbaring. Tangan kekarnya menggenggam erat tangan istri yang sangat dikasihinya. Andrian menempelkan tangan Maya pada pipinya. Selang beberapa menit, jemari Maya bergerak, dan perlahan matanya mengerjap, sebelum kelopak matanya benar-benar terbuka sempurna. Maya mengedarkan pandangannya, mungkin ia merasa bingung.
"Alhamdulillah, Sayang. Kamu sudah sadar." Andrian tersenyum, seraya mencium punggung tangan istrinya, lalu beralih pada keningnya.
"Kak, aku ada di mana?" tanya Maya dengan suara lirih.
"Kamu ada .... "
"Kak, kandungan aku bagaimana? Kandungan aku baik-baik saja kan, Kak?." Maya memotong ucapan suaminya. Bahkan wanita itu langsung bangkit dan memaksa untuk duduk.
"Sayang kamu sabar ya, kamu harus ikhlas, meski ini sangat berat," ujar Andrian, seraya menenangkan sang istri.
Maya meraba perutnya, sontak ia terkejut. Lantaran sekarang perutnya sudah rata kembali, yang tersisa rasa nyeri.
"Kak, anak kita di mana, apa anak kita sudah lahir?. Di mana anak kita Kak? aku ingin melihatnya."
Andrian langsung merengkuh tubuh istrinya yang masih lemah.
"Sayang, sabar ya! Kamu harus kuat, mungkin ini yang terbaik untuk kita. Allah pasti mempunyai rencana lain untuk kita."
Tangis Maya pecah, rasanya sakit harus kehilangan calon buah hati yang sudah lama mereka nanti-nantikan.
"Apa salah aku, Kak? Kenapa semua ini harus terjadi pada kita, Kak?” Maya menangis pilu.
"Kamu harus kuat, Dek! Ada Kakak di sini. Ada Mama juga. Kamu tidak boleh lemah," Andrian memotong ucapan istrinya. Tak lupa memberikan kecupan di kening dan kepala Maya.
Satu jam kemudian, Maya sudah mulai tenang, saat ini hanya ada Andrian yang menemani.
Bersambung . . ..
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar