Nur Hilmi Daulay

Nur Hilmi Daulay. Email [email protected]. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN NILAI-NILAI KEBAJIKAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN NILAI-NILAI KEBAJIKAN

Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik"-Bob Talbert-

Ungkapan Bob Talbert jika dihubungkan dengan profesi pendidikan dapat bermakna bahwa pendidikan bukan hanya sekedar transfer ilmu tapi ada yang lebih berharga dari itu yaitu "Memanusiakan Manusia". Profesi guru tidak hanya selesai sebatas mencerdaskan siswa dalam pemenuhan kenbutuhan pengetahuannya (akademis), tapi bagaimana agar ia menjadi manusia yang bernilai seutuhnya, memiliki pekerti dan bermanfaat untuk orang lain.

Hal yang diungkapkan Bob Talbert relevan dengan Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara yang menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Guru yang merupakan pemimpin dalam pembelajaran tentu harus dapat memosisikan dirinya kapan sebagai pemimpin "Ing Ngarso Sung Tulodho." Kapan seorang guru harus bertindak sebagai pemberi semangat dan ide-ide pendukung yaitu "Ing Madyo Mangun Karso." Lalu kapan harus bertindak sebagai pemberi motivasi "Tut Wuri Handayani" (Pratap Triloka). Guru juga dapat menerapkan sistem among yang artinya guru menjaga, membina, dan mendidik anak-anak dengan kasih sayang. Sehingga berdampak pada pengembangan budi pekerti (olah cipta, olah karya, olah karsa, dan olah raga) siswa yang terpadu menjadi satu kesatuan yang utuh.

Langkah Jitu Proses Pengambilan Keputusan

Sebagai pemimpin pembelajaran, guru seringkali dihadapkan pada masalah-masalah yang menuntun untuk mengambil keputusan yang terbaik. Permasalahan yang dihadapi tidak hanya sebatas bujukan moral (benar versus salah) tapi juga dilema etika (benar versus benar). Perlu analisa yang dalam sehingga keputusan yang dipilih merupakan keputusan yang paling berdampak bagi siswa dan membawa nilai-nilai kebajikan.

Dalam kasus dilema etika, guru perlu melihat empat paradigma yang ada yaitu apakah kasus yang ada merupakan Individu lawan kelompok (individual vs community), Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), dan memiliki efek jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term).

Guru juga perlu mempertimbangkan tiga prinsip dalam pengambilan keputusan yang bisa membantu dalam pengambilan keputusan yaitu dengan berpikir berbasis hasil akhir, peraturan dan rasa Peduli (Kidder, 2009, hal 144).

Sembilan konsep pengambilan dan pengujian keputusan dapat dilakukan sebagai langkah dalam pengambilan keputusan agar lebih matang dan baik, Sebilan konsep tersebut yaitu (1) mengenali nilai-nilai yang bertentangan, (2) menentukan siapa yang terlibat dalam, (3) mengumpulkan data-data yang relevan, (4) pengujian benar atau salah baik legalitasnya, regulasi, intuisi, publikasi, dan panutan, (5) pengujian benar lawan benar, (6) prinsip resolusi, (7) investigasi opsi trilemma (opsi di luar pilihan yang sudah ada), (8) membuat kepusan dan (9) merefleksikan keputusan yang sudah diambil.(diambil dari LMS Modul 3.1 PGP, artikel disarikan dari How good people make though choices : Resolving the dilemmas of Ethical livings, Rushword M, Kiddles, USA : HarperCollinspublisher).

Ketika seorang pemimpin pembelajaran menganalisa empat paradigma, tiga prinsip dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan dengan tetap menerapkan nilai-nilai kemandirian, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid tentu keputusan yang diambil akan lebih maksimal dan merupakan keputusan terbaik.

Coaching dalam Proses Menghadapi Masalah

Sekolah merupakan institusi sebagai penyelenggara pendidikan formal yang terdiri dari warga sekolah tentu tidak terlepas dari permasalahan-permasalan/kasus-kasus yang perlu diselesaikan. Prinsip coaching dapat diterapkan dalam mengidentifikasi masalah sehingga menemukan solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Coaching merupakan proses kolaborasi yang fokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis. Guru dapat memposisikan diri sebagai coach (subjek yang memberikan coaching), dan coachee (objek yang dicoaching) sesuai dengan kebutuhan.

Coaching bukan sarana untuk saling menghakimi dan menyalahkan terhadap keputusan yang telah diambil oleh seorang guru atau pemimpin. Prinsip coaching dikembangkan dari tiga kata/frasa kunci yaitu “kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi”. Ketiga prinsip coaching dapat diterapkan dalam memberdayakan orang yang sedang diajak berinteraksi.

Pengaruh Sosial Emosional dalam Pengambilan Keputusan

Aspek Sosial dan Emosional tentu sangat berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil dalam keadaan emosi yang tidak stabil dan tidak mempertimbangkan kondisi sosial yang ada tentu akan berpengaruh pada pengambilan keputusan yang tidak baik berdampak pada hasil pelaksanaan keputusan yang tidak baik pula.

Terdapat lima (5) aspek sosial dan emosional yaitu (1) Kesadaran diri, (2) pengelolaan diri, (3) kesadaran sosial, (4) kemampuan berelasi, dan (5) pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Selain kelima aspek sosial emosional tersebut, tehnik STOP juga sangat membantu dalam dalam mengelola kondisi sosial emosional seseorang dalam proses pengambilan keputusan. Tehnik STOP merupakan akronim dari S (STOP) yaitu berhenti sejenak dari kegiatan apapun yang dilakukan, T (TAKE A BREATH) yaitu ambil nafas dalam, sadari apa yang sedang dilakukan, O (OBSERVE) yaitu amati apa yang dirasakan oleh tubuh, dan P (PROCEED) yaitu lanjutkan kembali aktifitas dengan kondisi lebih tenang. dan pengambilan keputusan secara sadar (mindfullness).

Pengalaman Penulis dalam Pengambilan Keputusan dengan Kasus Dilema Etika

Saat itu sudah keluar jadwal bahwa saya harus mengikuti Lokakarya 3 Pendidikan Guru Penggerak, di saat bersamaan sekolah juga baru dihubungi bahwa dalam dua hari ke depan akan dilakukan penilaian akreditasi sekolah secara zoom.Saya juga termasuk dalam Tim Akreditasi Sekolah. Dalam tim yang sudah dibentuk, penulis mendapatkan tanggung jawab sebagai salah satu guru yang akan melakukan praktik mengajar di depan siswa (real teaching) dengan disaksikan dua asesor secara virtual.

Saya merasa kedua proses akreditasi dan lokakarya merupakan dua hal yang sama-sama penting, permasalahan ini merupakan dilema etika dengan paradigma kebenaran lawan kesetiaan. Kebenaran yang merupakan bahwa saya harus mengikuti Lokakarya 3 sebagai guru penggerak dan kesetiaan pada tanggungjawab menjalankan tugas sekolah yang diberikan.

Setelah melakukan diskusi dengan kepala sekolah dan teman sejawat lalu menerapkan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan, saat itu saya menutuskan menelepon guru praktik dan meminta izin kepada beliau agar saya diperkenankan datang terlambat mengikuti lokakarya karena adanya tanggung jawab yang tidak dapat saya tinggalkan di sekolah, saya berjanji akan segera berangkat ke lokasi lolakarya setelah tugas saya dalam akreditasi sekolah saya lakukan, dan menyampaikan bahwa saya berkomitmen akan tetap melakukan tugas yang tertinggal ketika saya terlambat. Alhamdulillah saat itu beliau memberi izin dengan setelah beliau berkoordinasi dengan panitia pelaksana.

Ketika pelaksanaan akreditasi dimulai, saya menyampaikan kasus yang saya hadapi kepada asesor dan memohon kesediaan berliau melakukan penilaian saya dalam mengajar (real-teaching) dan wawancara dengan saya sebelum yang lain. Alhamdulillah beliau memahami dilema etika yang saya hadapi dan memberi izin.

Setelah tanggung jawab dalam penilaian akreditasi sekolah saya lakukan saya langsung berangkat menuju lokasi lokakarya sesuai komitmen yang telah saya sampaikan sebelumnya. Saya merasa hal ini menjadi win-win solusion dan merupakan keputusan terbaik yang saya ambil saat itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post