Nur Hilmi Daulay

Nur Hilmi Daulay. Email [email protected]. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Puisi

Puisi

-- Tercecer --

Logika tercecer dalam rakus hasrat bertopeng malaikat,

Adalah negeri, setiap hari dijejal bual

Idealisme kerontang diserang janji berbalut opini seksi

Akal menjadi brutal

Tendensius menjadi sakral

Rasa tercecer dalam empati yang tergerus,

Adalah negeri, setiap hari dijejal bual

Pembenaran menjadi kamuflase menyerbu serempak di rumah-rumah elektronik, mendoktrin isi kepala demi menjunjung idola yang sama, bagai dewa.

Benar

Salah

tentang kepentingan saja

Benar

Salah

Sering tertampar, berbirat

Acapkali berontak, tapi kuat terpasung.

Di sebuah negeri,

Penyebar hoax hura-hura mengibarkan huru-hara

Berpilin jarinya menghentak-hentakkan benci, wajib menembus aorta

Berkelit lidahnya mengunyah diksi, berkeras, agar lobus otak manusia lainnya percaya, Kebenaran miliknya saja.

Di sebuah negeri,

Peradaban

Kemanusiaan,

tercecer

Medan 290219

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ini, bahasa tingkat dewa, Bu Guru. Tak semua orang bisa. Mantafff jiwaa. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, Bu Guru Syantiiiqqqq.

30 Jan
Balas

masih terus berproses insyaAllah ibu syg.. segala punji hanya bagi Allah.. salam hormat dan salam rindu selalu bu..

30 Jan

Bagus .....saya mau coba juga buat puisi ah....

30 Jan
Balas

trmksh ibu sdh singgah.. ayukk bu qt buat..

30 Jan



search

New Post