NURHOLIS KAMALUDIN

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Satu Guru Satu Ikatan Suci

Pada saat usiaku menginjak 18 tahun setelah lulus SMK tahun 2006, saya mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Alhamdulilah takdirku masuk ke Universitas Pendidikan Indonesia untuk melanjutkan pendidikan S1 pendidikan teknik mesin fakultas pendidikan teknologi kejuruan (FPTK). Mulai saat itu saya merasakan menjadi anak rantau di kota Bandung sebagai mahasiswa. Selama menjadi mahasiswa saya tinggal di Pondok pesantern Al-Barokah kurang lebih 4 tahun.

Alhmadulillah selama di kota bandung menambah teman, saudara, dan keluarga baru baik dari kampus maupun di pondok pesantren. Pada tahun kedua (2007) pondok pesantren ku kedatangan santriyah baru, dan masih saudara pak kyai dari Sukabumi – Jawa Barat. Pada saat itu saya belum kenal dan anggap seperti santriyah yang lainnya. Saking jarang ketemu dengan santriyah di pondok pesantren, karena kesibukannya sebagai mahasiswa semester 3, saya tidak begitu hapal wajah-wajah santriyah yang ada di pondok. Berselang beberapa bulan, Allah menakdirkan berangkat ke kampus berbarengan di angkot (angkutan kota) dengan seseorang mahasiswi. Pada saat itu ada kesempatan untuk ngobrol dan ternyata baru tahu bahwa mahasiswi tersebut juga sebagai santriyah baru di tempat mondokku. Selain satu pondok, juga satu Fakultas di Kampus yaitu FPTK, dia mengambil jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Obrolan itu hanya sebagai perkenalan biasa, dan sebagai bentuk silaturahmi. Pada saat itu perasaan saya biasa saja, seperti teman-teman yang lainnya. Waktu terus berjalan, perkenalan itu menjadikan pertemanan yang baik. Seingkat cerita, kuliah S1 saya selesai pada akhir 2010. Setelah lulus selain memikirkan karir atau pekerjaan juga perlu memikirkan calon pasangan hidup.

Prinsip saya mencari dan memutuskan pasangan hidup itu perlu selektif, karena untuk membangun keluarga dan keturuanan sakinah mawadah warohmah. Dalam benak pikiran dan hasil istikharah saya sendiri, terbayang seorang teman santriyah yang dulu satu pondok dan satu fakultas di kampus. Saat itu dia masih seorang mahasiswi tingkat akhir dan lagi sibuk-sibuknya menyelesaikan skripsi. Saya berusaha cari informasi dari temen-temen pondok dan kampus apakah dia sudah punya calon pasangan hidup atau belum ?. Didapatlah informasi yang valid dari seorang kawan ternyata dia masih “free”. Disaat itulah saya mulai berfikir untuk mengungkapan perasaannya pada saat dan kondisi yang tepat.

Singkat cerita, kesempatan itu datang dan diungkapkanlah perasaan dan menyampaikan visi dan misi kedepan untuk membangun keluarga sakinah mawadah warohmah. Alhamdulillah hasilnya sesuai harapan. Dengan pertimbangan Satu Guru Insyallah Menjadi Satu Ikatan Suci. Sampai sekarang Alhamdulillah menjadi pasangan hidup yang sah dan menjadi ibu untuk keturuanan kami. Beliau adalah Sri Ratih Nurani, sering dipanggil Umi Al.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post