Sebelum berangkat ke sekolah biasanya melihat Tengki minyak Honda untuk memastikan apakah bahan bakarnya masih cukup. Karena dalam Minggu ini belum ada mengisi BBM.  Hal itu tidak pula saya lakukan tadi pagi dan sampai di sekolah tanpa gendala  kehabisan minyak. 

Pukul 11 WIB waktunya mau pulang  ada kawan guru menghampiri

"Bu saya ikut dengan ibu ya." Katanya , "kita mau melihat orang tua kepala sekolah yang sedang sakit sekarang." Tambahnya lagi.

Dengan tanpa memikirkan minyak Vario yang akan membawa kami  itu lagi.  Kami kenderai motor  berboncengan dengan teman tadi begitu juga teman yang lain saling berboncengan hampir seluruh guru yang berangkat.

Kebetulan kami urutan paling belakang kawan lain sudah pada melaju masing masing.  Memang jarak yang di tempuh tidak terlalu jauh  hanya menghabiskan waktu kurang lebih 10 menit.

Tepatnya pertengahan jalan si Vario ku sudah mogok tidak mau berjalan lagi,lalu kami lihat kiri kanan jalan tidak ada penjual BBM. Akhirnya  varioku kutuntun berjalan bersama temanku tadi.  Yang saya ingat penjual BBM baru ada di ujung jalan dekat simpang mau ke tempat tujuan yang jaraknya masi lumayan jauh.

"Ibu naiki saja motornya, ibu ini biar ikut motor saya, dan motor ibu saya dorong pakai kaki saya."  Kata pemuda yang tiba tiba berhenti di samping kami yang sedang mendorong motor tadi.

Kami turuti perintahnya sehingga sampai di tempat penjual BBM 

Motorku di dorongnya.  Sampai di tempat penjual BBM saya isikan minyak penuhi Tengki motor itu.  Pemuda itupun berlalu hanya bisa mengucapkan terima kasih kepadanya.

Semoga pemuda baik itu selalu mendapatkan kemudahan dalam segala urusannya dan diberikan selalu rezeki dan selalu mendapat pertolongan dari Allah Subhanahuwataala.

Dan kami sampai tempat tujuan terlambat. Namun tetap  bersyukur dalam perjalanan hari ini  mendapat pertolongan dariNya lewat pemuda baik itu.

Tantangan menulis gurusiana ke-32.

Teluk kuantan,7 Januari 2021