NUR IMAMAH DWIYANTI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Alamaaaak, Malunyaaa....

Alamaaaak, Malunyaaa....

Bu Jarwo meraih undangan yang ada di meja riasnya. Undangan dari sahabat kecilnya, Bu Ningsih. Hari ini, beliau sedang merayakan hajatan pernikahan putrinya. Di dalam undangan tertera hari dan waktu pelaksanaan hajatan. Hari Minggu, jam sembilan pagi. Bu Jarwo meraih handphone yang tergeletak di atas kasur, di samping meja riasnya. Dibukanya hape itu, melihat jam yang tertera di sana. Pukul delapan pagi. Segera Bu Jarwo beranjak dari duduknya, berjalan ke kamar mandi untuk bersiap-siap berangkat memenuhi undangan sahabatnya.

**

Selesai mandi, segera Bu Jarwo merias dirinya. Dioleskannya alas bedak pada pipinya yang agak tembem, lalu ditutup dengan bedak. Tak lupa, ditambahkan pemerah pipi agar wajahnya tetlihat lebih segar. Dioleskannya lipstik berwarna merah pada bibirnya. Selesai memakai lipstick, Bu Jarwo mengambil bulu mata palsu di kotak makeupnya. Perlahan dipasangnya bulu mata itu pada matanya agar bulu matanya terlihat lebih lentik. Selesai memakai makeup, segera Bu Jarwo mengambil gamis berwarna merah tua dengan jilbab warna pink kesukaannya. Sekali lagi Bu Jarwo mematut dirinya di depan cermin. Setelah dirasa cukup, segera beliau mengambil tas kecil yang tergantung di dinding kamarnya lalu bergegas keluar.

**

Dikeluarkannya motor bebek dari garasi. Bu Jarwo menyalakan mesinnya lalu melaju meninggalkan halaman rumahnya menuju ke rumah Bu Ningsih. Tak berapa lama, sampailah Bu Jarwo di rumah Bu Ningsih, sahabatnya. Bu Jarwo memarkir sepeda motornya di bawah pohon jambu, di halaman rumah tetangga Bu Ningsih. Sudah banyak tamu undangan yang hadir. Kedua mempelai nampak bahagia duduk berdua di pelaminan bersama Bu Ningsih dan suaminya. Bu Jarwo segera masuk ke tempat pesta. Semua mata tertuju padanya sambil tersenyum. Bu Jarwo terus berjalan dengan penuh percaya diri.

"Pasti aku terlihat sangat cantik hari ini. Hingga semua mata memandang dengan kagum kepadaku," batinnya.

Bu Jarwo terus berjalan menuju ke pelaminan berniat memberikan ucapan selamat kepada kedua pengantin. Tiba-tiba seorang gadis cantik salah satu dari penerima tamu mendekatinya.

"Maaf Bu. Helmnya belum di lepas," kata gadis itu sambil tersenyum.

Bu Jarwo terperanjat. Dia memegang kepalanya. Benar saja, helm itu masih bertengger di sana. Bu Jarwo terduduk di lantai sambil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan. Pipinya bertambah merah bagaikan ondel-ondel.

**

Alamaaak....Malunya....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hahaha

18 Jun
Balas

terimakasih kunjungannya Bu Tri

18 Jun

Sampek lupa lepas helm. Keren bun

18 Jun
Balas

Terimakasih Bunda. salam literasi

18 Jun

Hehehe..keren bund.. sukses selalu

18 Jun
Balas

hehe...terimakasih kunjungannya Bu Baiq. sukses juga untuk panjenengan

18 Jun



search

New Post