NUR IMAMAH DWIYANTI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Awas! Jaga Jarak

Awas! Jaga Jarak

"Loh...loh...loh.... Pak, jangan duduk di sini," kata Bu Jarwo pada lelaki yang akan duduk di sampingnya.

"Kenapa Bu?" tanya lelaki itu.

"Looo... apa Bapak ini ndak lihat to. Kursi ini kan diberi tanda silang. Artinya tidak boleh diduduki," jawab Bu Jarwo sambil menunjuk ke kursi bertanda silang merah.

Hari ini Bu Jarwo sedang mengantri untuk membayar pajak kendaraan. Saat Bu Jarwo datang, halaman samsat sudah penuh oleh sepeda motor. Banyak orang yang mengantri di sana. Lelaki itu nekat duduk di samping Bu Jarwo.

"We lha dalah, Bapak iki piye to? Wong sudah dibilangin kok ya tetep ngeyel wae," kata Bu Jarwo sambil memandang lelaki itu dengan wajah geram.

"Alah Buuu... wong cuma duduk saja kok dibikin repot," jawab lelaki itu datar.

"Bukan dibikin repot Paaak. Tapi kita waspada saja," kata Bu Jarwo memandang tajam pada lelaki itu.

"Orang hidup itu sudah punya jatah masing-masing Bu. Kalau waktunya sakit, ya sakit saja. Kalau waktunya mati, ya mati," jawab lelaki itu sambil menoleh ke Bu Jarwo.

"Ya ndak gitu to Pak. Memang semua sudah diatur oleh Tuhan. Tapi kan kita wajib berikhtiar juga," kata Bu Jarwo.

"Kalau saya pasrah saja Bu. Yang penting sudah berdoa, semoga dihindarkan dari wabah covid," jawab lelaki itu sambil menuliskan sesuatu pada gawainya.

"Do'a saja ya ndak cukup to Pak. Memangnya Bapak bisa mendapatkan uang tanpa bekerja? Apakah dengan hanya berdoa lalu Tuhan akan memberikan makanan untuk kita? Tidak kan?" tanya Bu Jarwo.

Lelaki itu terdiam. Dia tak ingin melayani Bu Jarwo yang dirasa terus menyudutkannya. Dia kembali tenggelam dalam gawainya. Bu Jarwopun diam. Menunggu panggilan dari Pak Satpam.

"Maaf Bapak. Kursi yang ada tanda silangnya ini artinya tidak boleh diduduki. Silakan mencari tempat duduk yang lain," kata Pak Satpam yang tiba-tiba sudah berdiri di hadapn Bu Jarwo.

"Iya Pak," jawab lelaki itu sambil berdiri lalu berjalan, kemudian duduk di atas motornya yang ia parkir di sebelah ATM.

"Hhhh....dikandhani kok ngeeyeel," gerutu bu Jarwo sambil memandang lelaki itu.

"Nomor dua puluh lima, silakan masuk," panggil Pak Satpam.

Bu Jarwo berdiri, berjalan menuju ke ruangan. Dia berhenti di depan pintu. Cek suhu pada alat yang dipasang di samping pintu kantor. 36⁰C.

"Silahkan Bu," kata Pak Satpam mempersilahkan Bu Jarwo masuk ruangan.

Bu Jarwo masuk ke dalam ruangan dan menyelesaikan pembayaran pajak kendaraannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

07 Jun
Balas

Terimakasih Bapak. salam literasi

07 Jun

Ah Bu Jarwo, bersabarlah dulu, hehe. Semoga sehat dan selamat ber SKSS Bunda.

07 Jun
Balas

hehe. Aamiin. Terimakasih kunjungannya Bu Sutarti

07 Jun

Sabarlah ya Bu Jarwo. Sukses selalu buat Ibu Nur Imamah Dwiyanti

07 Jun
Balas

hehe....Terimakasih kunjungannya Pak Herru. sukses juga buat panjenengan

07 Jun

We lha dalah. Pancen ndableg wi.

07 Jun
Balas

hahaha.....tenan og

07 Jun

pasti kesel ya Bu Jarwo...Keren Bunda, sukses selalu

07 Jun
Balas

hehe...Terimakasih kunjungannya Bu Fransisca. Sukses juga buat Bunda

07 Jun

Keren bun, bu jarwo kuat

07 Jun
Balas

Terimakasih Bu Yuli.

07 Jun



search

New Post