Malam ini aku sedang asik berdua dengan si bungsu, melihat televisi sambil berbincang ringan. Tetiba ponselku berbunyi. Kuraih ponsel yang tergeletak di atas kasur tempat kami bersantai malam ini. Kubuka, kulihat ada beberapa chat yang masuk. Kubaca dengan seksama satu persatu chat yang masuk ke dalam ponselku. Ada chat dari salah seorang anak didikku.

Beberapa hari yang lalu, aku menunjukkan padanya sampul novelku, meski belum ada yang terbit... hehe. Entah mengapa, dia menjadi terinspirasi untuk menulis sebuah novel. Dan malam ini, dia ingin aku melihat novel yang telah dibuatnya. Sungguh, dia benar-benar istimewa di mataku. Dia begitu hebat. Semangat dalam dirinya sungguh luar biasa. Dengan keterbatasan yang ada padanya tidak lantas membuatnya patah semangat, namun ia terus berusaha untuk meraih kesuksesan.

Kubuka lembar pertama novelnya. Novel tentang percintaan. “Ah...anakku. Tak terasa, kini dirimu telah beranjak remaja”, batinku berbisik. Kubaca terus alur cerita dalam novel tersebut. Beberapa ada terselip bahasa korea di sana. Mungkin karena hobbinya nonton drakor hingga akhirnya terbawa ke dalam alur cerita yang ditulisnya. Akupun segera mengunjungi Simbah G, untuk menanyakan arti dari beberapa kata yang ditulis oleh anak didikku.

Ya... dari merekalah aku banyak belajar. Tentang kehidupan, kesabaran, keikhlasan, juga semangat yang harus tetap membara dalam jiwa. Dari mereka aku belajar tentang arti sebuah kehidupan, belajar untuk selalu bersyukur atas karunia Yang Maha Kuasa. Sungguh, dibalik kekurangan selalu ada kelebihan. Lantas, pantaskah jika kita memandang mereka dengan sebelah mata?