Bu Jarwo mematut dirinya di depan cermin. Berputar ke kanan, berputar ke kiri, sambil sesekali meraba perutnya dan memperhatikan dirinya di cermin dari arah samping. Pak Jarwo mendekati istrinya lalu memeluknya dari belakang.

"Hari ini, Ibuk terlihat cantik sekali," bisiknya di dekat telinga isttinya.

Bu Jarwo tersenyum sambil memandang suaminya lewat cermin.

"Bagaimana Pak, penampilan Ibuk sekarang?" tanya Bu Jarwo sambil menggelayut manja pada suaminya.

"Top markotop pokoknya Bune. Rasanya Bapak jadi pingin di rumah terus," jawab Pak Jarwo sambil tersenyum mesra.

"Lhooo....lha kalau Bapak di rumah terus lak yo ndak dapat uang nuw," kata Bu Jarwo sambil memandang suaminya.

"Lha piye? Bapak jadi pingin dekat terus e sama Ibuk," jawab Pak Jarwo sambil tersenyum.

"Beneran niih?" tanya Bu Jarwo manja.

"Bener Bune," jawab Pak Jarwo sambil menggenggam tangan istrinya.

"Memang kenapa to Pak, kok tumben ingin dekat sama Ibuk terus?" tanya Bu Jarwo.

"Lha wong Ibuk sekarang tambah cuuuantik gini. Ya Bapak ndak kuat to berpisah lama-lama sama Ibuk," jawab Pak Jarwo sambil memeluk istrinya.

"Ah, Bapak iki. Yo harus tetap kerja to Pak. Biar dapat uang. Karena, cantik itu juga butuh biaya Pak. Kalau tidak ada biaya, ya Ibuk ndak bisa secantik ini to," kata Bu Jarwo.

"Benar juga ya Bune. Yowes, Bapak tak berangkat kerja," jawab Pak Jarwo sambil melepaskan pelukannya.

"Iya Pak. Ibuk juga mau belanja," kata Bu Jarwo.

"Bapak berangkat dulu ya Bu," pamit Pak Jarwo.

"Iya Pak. Hati-hati di jalan," jawab Bu Jarwo sambil mencium tangan suaminya.

Pak Jarwo keluar dari kamar, kemudian mengeluarkan motornya dari garasi, menyalakannya lalu berangkat kerja. Bu Jarwo mengunci pintu rumahnya dan berjalan menuju ke tempat Bu Ning mangkal.

"Selamat pagi ibu-ibu," sapa Bu Jarwo pada ibu-ibu yang sedang berbelanja di tempat Bu Ning.

"Selamat pagi Bu Jarwo," jawab ibu-ibu itu serempak.

"Waaah, Bu Jarwo tambah cantik saja," kata Bu Yulis sambil menatap kagum pada Bu Jarwo.

"Ah, masa sih Bu Yulis?" tanya Bu Jarwo sambil tersenyum.

"Beneran Bu Jarwo, cantik banget," jawab Bu Yulis.

"Iya nih. Kok bisa langsing gitu, resepnya apa sih Bu?" tanya Mbak Denok penasaran.

"Ooo...ini pakai resep dari mbak Sri. Beneran lho Mbak Sri, resep herbal yang sampean katakan itu manjur banget," kata Bu Jarwo sambil menoleh ke arah Mbak Sri yang sedang memilih sayuran.

"Alhamdulillaah. Tapi jangan lupa Bu Jarwo, meskipun sudah langsing, harus tetap jaga kesehatan dan jaga pola makan," kata Mbak Sri.

"Iya Mbak Sri. Sekarang saya mulai mengurangi makan nasi, dan memperbanyak makan sayur. Ngemilnya saya ganti dengan makan buah," jawab Bu Jarwo.

"Tapi bener lho Bu. Panjenengan cantik sekali sekarang," kata Mbak Sri.

"Terimakasih Mbak Sri," jawab Bu Jarwo tersenyum bahagia.

"Bune, ngapain to kok senyum-senyum sendiri?" tanya Pak Jarwo sambil menepuk lengan istrinya.

Bu Jarwo membuka matanya. Memandang heran pada suaminya. Bangun, lalu berjalan ke depan cermin. Mengamati dirinya di depan cermin. Seketika wajahnya berubah sedih.

"Ada apa to Bune?" tanya Pak Jarwo heran.

"Ternyata cuma mimpi Pak," jawab Bu Jarwo sambil cemberut.

"Memangnya Ibuk mimpi apa, kok senyum-senyum sendiri?," tanya Pak Jarwo sambil melepas jaketnya.

"Ibuk mimpi jadi langsing Pak," jawab Bu Jarwo masih dengan wajah cemberut.

"Oalah Bunee. Sampean itu tetep cantik meskipun nggak langsing," kata Pak Jarwo sambil memeluk istrinya.