Suara Misterius
Hujan mengguyur bumi dengan derasnya. Kupandang jam yang menggantung di dinding ruang tengah. Pukul 9 malam. Bergegas aku mengeluarkan motor, kupakai jas hujan yang telah koyak sebagian lalu kulajukan motorku pelan menembus dinginnya malam dibawah rinai hujan yang kian lebat.
Tak kuhiraukan hawa dingin yang membelai tubuhku. Motorku terus melaju hingga akhirnya sampai jua aku di tempat tujuanku. Aku berhenti dan menepi namun masih tetap nangkring di atas motor. Kudengar merdunya sholawat yang dilantunkan oleh para santri diantara guyuran hujan yang belum juga reda. Lima menit, sepuluh menit, hingga tak terasa satu jam sudah aku menunggu di bawah derasnya hujan. Mataku terantuk mengantuk hingga beberapa saat aku sempat tertidur diatas motorku di bawah guyuran hujan dengan hawa dingin yang menusuk tulang.
Sayup ku dengar lantunan do'a dari dalam masjid. Perlahan ku buka mataku. Ternyata hujan sudah reda. Beberapa santri keluar dari halaman masjid. Ada yang dijemput orang tuanya, ada pula yang naik sepeda ataupun berjalan kaki. Tiba-tiba Gendhis sudah berdiri di sampingku. Hari ini, ada acara sholawatan di tempat Gendhis mengaji, sehingga dia harus pulang agak malam. Segera ku stater motorku lalu melaju di tengah gelapnya malam bersama si Gendhis. Tak berapa lama, kamipun sampai di rumah karena memang jarak rumah kami dengan masjid tempat Gendhis mengaji tidak terlalu jauh.
Mendengar suara motor kami, Emak segera membukakan pintu sambil bertanya,
"Kok bolak balik, ke mana saja?" tanyanya.
"Siapa Mak, yang bolak balik?" tanyaku sambil memandang Emak.
"Ya kamu. Tadi kata Hafidz kamu sudah pulang", kata Emak.
"Belum Mak. Dari tadi saya di masjid, menunggu Gendhis," jawabku sambil memasukkan motor kemudian melepas mantelku.
Hafidzpun segera menemuiku dengan wajah penuh tanda tanya.
"Benar ibu tadi tidak pulang?" tanyanya dengan wajah agak bingung.
"Tidak," jawabku pendek.
Hafidz terlihat semakin bingung. Akupun jadi penasaran, ada apakah gerangan? Mengapa anakku terlihat sangat bingung? Setelah aku bertanya akhirnya Hafidzpun bercerita bahwa tadi dia mendengar suara motorku datang, kemudian mendengar suara adiknya masuk rumah dan meletakkan sesuatu lalu katanya kami pergi lagi.
Lha...
Suara siapa yaaa???
Jangan-jangan...
***
Nganjuk, 11092021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar