Nuri Riskian

Santri Milenial untuk menjadi pendidik Internasional...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menulis Bukan Bakat tapi Butuh Tekad Jilid 2

Menulis Bukan Bakat tapi Butuh Tekad Jilid 2

Sebelum diedit

Menulis Bukan Bakat tapi Butuh Tekad Jilid 1

Penulisan Essay yang berjudul “Menulis Bukan Bakat Tapi Butuh Tekat” ini bermaksud untuk memenuhi salah satu syarat magang editor di Media Guru Indonesia. Lahir dengan nama Nuri Riskian dari Banyuwangi tepatnya pada tanggal 31 Januari 1997. Sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dimana ibu bekerja sebagai buruh tani dan bapak bekerja sebagai petani penggarap menjadikan kami anak yang tahan banting. Berasal dari Kabupaten Banyuwangi tepatnya di Desa Bagorejo Kecamatan Srono yang notabene merupakan wilayah pantai nan sejuk. Untuk sekarang ini diberi amanah oleh beasiswa Bidikmisi untuk menimba ilmu di Kota Malang tepatnya di Universitas Negeri Malang.

Tahun ini menjadi tahun ketiga sebagai mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universita Negeri Malang tepatnya berada pada semester 6. Alasan kami memilih Jurusan Sastra Indonesia ini karena prospek lulusan sangatlah luas dan bisa masuk dalam instansi manapun baik itu swasta maupun pemerintahan. Selain alasan pekerjaan menjadi kewajiban kami yang dulunya menjadi pegiat Literasi di Kecamatan Muncar Banyuwangi dalam lingkup Rumah Literasi Banyuwangi. Dimana program satu desa satu pegiat literasi menjadi kewajiban bagi kami pada saat itu. Dalam perkembangannya kami sempat sukses menggerakkan beberapa anak SMP dan SMA yang gemar membaca untuk membangun dan membudayakan Literasi. Akan tetapi hal itu harus terhenti pada saat kami dan beberapa relawan lainnya harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Ketika jalur kerelawanan harus pupus karena merantau menjadi mahasiswa di Kota Malang, tidak menyurutkan tekat kami untuk mengembangkan literasi. Keputusan menjadi seorang guru merupakan panggilan hati bagi kami karena dengan guru khususnya Bahasa Indonesia akan memberikan peluang yang lebih luas kami untuk mengembangkan literasi di desa. Dengan majunya teknologi guru juga harus memiliki kemampuan lainnya agar tidak tenggelam dalam revolusi industry 4.0. Maka seyogyanya kami memilih magang sebagai editor sekaligus belajar bagaimana menulis buku yang dapat dipahami oleh setiap siswa yang akan kami ajar nantinya.

Adanya kegiatan magang sebagai editor merupakan suatu kesempatan bagi kami untuk bisa mengembangkan ilmu yang beberapa tahun ini dipelajari. Selama dua tahun belakangan tepatnya sejak 2017 kami mendapat kepercayaan menjadi Internship Humas Universitas Negeri Malang. Pengalaman dua tahun sebagai editor artikel website memberikan ilmu yang sangat banyak bagi kami karena ketepatan waktu dan kecepatan kami dalam mengedit dipertaruhkan. Meskipun sedikit berbeda dengan apa yang selama ini kami geluti namun harapannya pengalaman selama dua tahun tersebut mampu memberikan sedikit nilai tambah agar diterima. Selanjutnya pengalaman selama tiga tahun berkuliah di Jurusan Sastra Indonesia dan pengalaman selama dua tahun menjadi bagian editor artikel di website Universitas Negeri Malang memberikan sedikit gambaran apa yang akan saya hadapi apabila diterima magang di Media Guru Indonesia.

Harapannya dengan menulis bebrapa patah kata yang menjadi alasan kenapa kami layak untuk diterima menjadi bagian Media Guru Indonesia dalam hal ini magang di bagian editor. Kurang lebihnya kami mohon maaf apabila banyak sekali tutur kata dan kalimat yang kurang baik diharapkan maklum. Apapun yang menjadi keputusan ibu pimpinan menjadi bahan evaluasi bagi kami untuk mampu menjadi lebih baik kedepannya. Terimakasih banyak atas segala kesempatan yang telah diberikan Media Guru Indonesia kepada kami.

Setelah diedit

Menulis Bukan Bakat tapi Butuh Tekad Jilid 2

Penulis lahir dengan nama Nuri Riskian yang berasal dari Banyuwangi, 31 Januari 1997. Anak pertama dari pasangan Mujiono dan Sartipah serta memiliki satu adik. Ibu bekerja sebagai buruh tani di sawah tetangga dan bapak sebagai petani penggarap menjadikannya anak yang tahan banting. Asli dari Kabupaten Banyuwangi tepatnya di desa Bagorejo kecamatan Srono yang merupakan wilayah pantai nan sejuk.

Saat ini diberi amanah oleh Pemerintah berupa beasiswa Bidikmisi untuk menimba ilmu di Malang tepatnya Universitas Negeri Malang (UM). Memilih untuk menjadi mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia alasan pemilihan ini karena prospek kedepannya sangat luas serta mampu masuk dalam instansi manapun baik swasta maupun pemerintahan. Selain itu alasan lain dari pemilihan jurusan ini adalah sebagai darma bakti dari seorang pegiat literasi di Banyuwangi dalam lingkup Rumah Literasi Banyuwangi. Program satu desa satu pegiat literasi menjadi tantangan pada saat itu. Dalam perkembangannya gerakan ini sukses menggelorakan semangat literasi anak SMP dan SMA yang gemar membaca untuk membangun dan membudayakan literasi. Namun, hal itu harus terhenti saat beberapa relawan harus melanjutkan Pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Ketika jalur kerelawanan harus pupus karena merantau di Kota Malang, tidak menyurutkan tekat untuk mengembangkan literasi di daerah. Keputusan menjadi seorang guru merupakan panggilan hati karena dengan menjadi seorang guru khususnya guru bahasa indonesia akan memberikan peluang yang lebih luas untuk mengembangkan literasi. Majunya teknologi juga harus direspon oleh seorang guru yang dituntut memiliki kemampuan literasi digital. Maka tepatlah apabila pilihan magang sebagai editor di Mediaguru menjadi sarana mengembangkan kemampuan mengedit dan menulis buku.

Magang menjadi editor Mediaguru merupakan kesempatan emas untuk mengembangkan ilmu yang selama ini dipelajari. Selama dua tahun tepatnya sejak 2017 penulis mendapatkan kepercayaan menjadi editor berita daring di Humas UM. Pengalaman selama dua tahun menjadi seorang editor berita daring memberikan pengalaman serta ilmu untuk dikembangkan menjadi seorang editor buku. Tekad yang kuat menjadi modal awal untuk menjadi seorang editor dimana tuntutan waktu dan ketelitian dalam mengedit naskah sangat diperhitungkan. Perbedaan antara editor berita daring dengan editor buku memang ada. Pengalaman selama tiga tahun mengenyam pendidikan di Jurusan Sastra Indonesia memberikan gambaran apa yang akan dihadapi ketika diterima magang di Mediaguru.

Harapan penulis dengan memberikan beberapa alasan diatas mampu meyakinkan penulis untuk menjadi bagian dari keluarga editor di Mediaguru. Kurang lebihnya mohon maaf apabila banyak tutur kata dan kalimat yang kurang baik. Apapun yang menjadi keputusan kedepannya diharapkan mampu menjadi bahan evaluasi untuk menjadi pribadi lebih baik kedepannya. Terimakasih banyak atas segala kesempatan yang telah diberikan Mediaguru untuk menuliskan sebuah artikel yang berjudul Menulis Bukan Bakat Tapi Butuh Tekad.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post