DAPATKAN PELAJARAN BERHARGA DI JUM'AT PENUH BERKAH TANTANGAN MENULIS GURUSIANA H-34
Dari cuplikan video yang ku toton pagi ini, membuatku larut dalam untaian ceritanya, tak terasa deraian air matapun jatuh mengiringi jalannya cerita hingga akhir, mengisahkan Bapak-Bapak yang gigih dan tak mau menyerah begitu saja dengan keadaan yang menimpa kehidupannya.
Bapak ini bekerja banting tulang, tak pedulikan hujan panas, serta jauhnya perjalanan yang di tempuh untuk mendapatkan sesuap nasi, demi anak istri dan keluarganya. Apapun pekerjaan yang ada rela Ia lakukan, asalkan rezeki yang ia dapatkan halal di mata tuhan.
Tidak melihat dari jumlah dan nilainya seberapa banyak, namun, melihat dari seberapa cukup untuk memenuhi kebutuhannya dan cukup untuk sekali makan saja.
Bapak-bapak ini menjual ikan dari hasil tangkapannya, mendapatkan ikan ini hanya menggunakan alat seadanya, dengan menelusuri tepi-tepi sungai dan rawa yang tak bertuan.
Disini mungkin mereka merasa nyaman untuk mengais rezeki, karena mereka tau sungai dan rawa tidaklah milik siapa-siapa melainkan hanya milik Allah semata, mereka berfikir kalau mencari rezeki disini tidaklah mengambil hak orang lain.
Dengan penuh perjuangan si Bapak-bapak ini menelusuri sungai dan rawa agar mendapatkan seekor ikan, baju yang penuh lumpur dan basah kuyup di sekujur tubuhnya.
Sementara dari hasil yang mereka dapatkan itu, di jualnya tidaklah bernilai tinggi di mata kita, tapi, bagi mereka sungguh nilai yang sangat fantastis.
Bila ikan yang di dapatkan lebih dari seekor, wajah girangnya terpancar merona, namun bila tidak mendapatkannya, mereka tak lantas mengeluh, tetap dengan wajah penuh syukur, karena sedang di uji kesabaran untuk menghadapinya.
Dari hasil tangkapan Bapak-Bapak ini hanya menawarkan Rp 1500-3000 saja, mengingat tangkapan yang di dapat hanya berkisar seekor hingga dua ekor ikan. Di lihat dari tawaran Rupiah yang ia inginkan tidaklah sebanding dari usaha yang ia lakukan, namun, melihat dari nilai tukar yang ia dapatkan begitu berharga, bisa pembeli beras untuk di masak dan di santap anak dan istri di rumah sangat membuatnya bahagia.
Uang yang senilai itu, di mata kita terkadang tidaklah berarti, uang receh yang seringkali kita abaikan, malah tergeletak di mana saja, dan bahkan sering kali ikut tercuci dalam kantong baju tanpa kita kumpulkan di dompet kesayangan sangking tak bernilainya.
Bukan berarti kita tidak bersyukur dengan uang yang kita punya, namun, terkadang kita lupa dan terabaikan recehan uang kecil yang ada seolah tak berguna dan tak terlalu berarti.
Bagi mereka nilai itu sangatlah berharga dan bernilai tinggi, disinilah aku baru menyadari, apa yang kita anggap remeh dan abaikan selama ini ternyata begitu di butuhkan orang lain.
Ya Allah..
Ampunilah kami, mungkin selama ini kami telah berbuat yang Engkau tidak sukai, bukan kami tidak mensyukuri nikmat dan rezeki yang Engkau berikan, namun terkadang kami lupa dan khilaf, apa yang kami dapatkan semunya itu rezeki dariMu yang bernilai tinggi, baik besar dan kecilnya ukuran yang Engkau berikan.
#KepaduMu ya Allah kami berlindung dan meminta ampun.#
Payakumbuh, 8 Mei 2020
#Tantangan Menulis Gurusiana H-34#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Barakallah Buk
Trm ksh pak tos..
Aamiin ,benar bun kadang kita tidak menyadari semua ya itu
Iya bu..smg kedepannya kita seperti itu lagi..