PUISI CORONA TANTANGAN GURUSIANA H-2
Corona
Karya : Nur Ismanidarti
Di Wuhan Negeri Cina asal mulamu..
Virus kecil menakutkan dan mengerikan..
Sekejap kau dapat melumpuhkan Mangsamu..
tanpa kata ampun yang dapat di ucapkan..
Kecil, muda, tua yang kau
Hinggapi..
Tak peduli dari mana ia berdiri..
Kau rusak paru-paru dan hati..
Sungguh dahsyatnya kahadiranmu di bumi pertiwi..
Bentukmu yang menjijikan...
Yang kotor..
Yang mematikan..
Hancurkan seluruh anggota badan..
Corona..
Terlalu ganasnya dirimu..
Terlalu kejamnya dirimu..
Hanya sedetik nyawa bertahan karenamu..
Kau melebihi ganas dan kejamnya dari beribu virus yang ku tau..
Kedatanganmu tak pernah kami harapkan..
Karenamu kami putus hubungan..
Jauhi diri dari keramaian..
Tanpa ada jabatan tangan..
Kau yang tak pernah kami impikan..
Kau telah rusak komunikasi berdekatan..
Hancurkan langkah kaki kami menuju rumah peribadatan..
Namun..
Kau tak akan bisa rusak keimanan..
Silaturrahmi kami kau putuskan..
Anak, Istri, dan Suami kau pisahkan..
Ruang Isolasi tempat kami kau letakkan..
Tangisan hati ini tak kau pedulikan..
Hancurnya Negeri ini karenamu..
Hingga seluruh dunia kini mengenalmu..
Porak poranda kehidupan rakyat oleh wujud kecilmu..
Menghantui dan mencekam Bangsa dan Negaraku..
Buruknya misimu wahai corona..
Satu Negeri penghuninya telah sirna..
Memang kehadiranmu dari ulah mereka..
Tak hiraukan dosa dari Sang Maha Pencipta..
Secepat kilat kau menyambar makhluk Tuhan..
Yang semestinya masih kami butuhkan..
Menjadi Garda terdepan rela berkorban..
Hanya karenamu ia kami jadikan..
Penyelamat ciptaan Tuhan yang ingin kau musnahkan..
Kepadamu Tuhan kutadahkan kedua tangan..
Hanya Do'a yang dapatku panjatkan..
Lindungi mereka yang nyawanya dipertaruhkan..
Demi corona ia bertahan tanpa minta sepersenpun imbalan..
Kami bangga padamu sang Dokter dan relawan..
Demi saudaramu kau berdiri paling depan..
Tanpa hiraukan nyawamu sebagai taruhan..
Titik peluh dan keringatmu sorga sebagai balasan..
Teruslah berjuang wahai sang pahlawan..
Jangan menyerah sebelum Corona termusnahkan..
Walau pelindung ragamu tak sekuat baja tempahan..
Syahidmu Allah nantikan..
Pahala dan tempat mulia telah Tuhan sediakan..
Wahai Corona terlaknat dan terhina..
Lenyaplah..
Cukuplah kau bertebar dari pelosok sampai ujung dunia..
Membuat kami resah keluar rumah..
karena keberadaanmu masih merajalela..
Payakumbuh, 07042020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Buk. Kirim ke Antologi 1000 Puisi tentang Corona buk
Iya pak
Mantap kali adikku...aku salut nich. Krim ke Gmail nya pak Ahmad Syaihu ya...
Iya kak
Wow keren bu
Wuuuiiihhhh..... Judulnya mengerikan ya buk. HeheheheheheeheheSemangat melawan corona bucan. Salam literasi:)
Salam literasi