Nurjamilatul Chasanah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Maling Apes (Tagur 23)

Maling Apes (Tagur 23)

Dul dan Tatag bersahabat sejak kecil. Mereka tergolong anak yang liar, susah diatur orang tua, dan kelakuannya kerap kali membebani orang tua. Saat ini mereka sudah dewasa dan sama-sama menikah.

Suatu ketika, Dul dan Tatag kehabisan uang. Uangnya selalu digunakan untuk bermain togel dan membeli minuman keras untuk keperluan mabuk-mabukan. Kebutuhan istri sering mereka abaikan. Karena sudah kepepet dan tidak memiliki uang, mereka berencana akan mencuri ayam warga di kampung sebelah. Mereka pun mengatur strategi dan berembuk daerah mana yang akan menjadi tujuan mereka untuk mencuri.

Saat malam tiba, kira-kira pukul 22.30 WIB, Dul dan Tatag bergegas ke kampung Muara dengan berboncengan mengendarai motor milik Dul. Lokasi yang dituju memang terbilang sepi. Hanya sedikit rumah warga. Waktu itu tampaknya semua warga sudah pada tidur. Setelah dirasa aman, mereka segera melancarkan aksinya dengan masuk ke kandang ayam milik salah satu warga disana. Dul dan Tatag berhasil mencuri 4 ekor ayam. Supaya tidak ketahuan pemiliknya, mereka keluar dari kandang ayam tersebut dengan mengendap-endap sambil mencekik leher ayam yang mereka curi. Namun, tanpa disengaja, Dul terpeleset di depan kandang. Pak Somad si pemilik ayam jadi terbangun mendengar suara orang jatuh. Dengan sigap, pak Somad langsung keluar rumah. Ia kaget bukan kepalang melihat 2 orang di depan kandangnya yang masing-masing memegang ayam miliknya. Pak Somad langsung meneriaki mereka maling.

Teriakan pak Somad yang terdengar berulang-ulang membuat sebagian warga juga terbangun.Dul dan Tatag seketika menjadi panik. Mereka bergegas melarikan diri sebelum dikepung oleh warga. Mereka lari sekencang mungkin ke arah persawahan sambil mencekik leher ayam-ayam curiannya supaya tidak kedengaran warga lainnya. Dalam perjalanan, si Dul baru ingat kalau motornya tertinggal di lokasi pencurian tadi. Perasaannya semakin panik. Kepikiran dengan motornya. Harga motor jauh lebih mahal dari pada ayam-ayam curiannya. Ia menjadi dilema. Hasratnya ingin mengambil motornya yang tertinggal itu tapi kalau ia ambil motornya pasti akan dikeroyok warga disana. Akhirnya, dia memilih untuk terus melanjutkan perjalanannya menjauh dari tempat itu. Beberapa saat kemudian, ayam-ayam yang dipegangnya menjadi lemas. Setelah dilihat ternyata ayamnya sudah tak bernyawa lagi alias mati. Hmmm....apes...benar-benar apes. Sudah motornya tertinggal, ayam curiannya malah mati.

#Pamekasan, 7 Februari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus sekali pentigrafnya bunda. Jangankan beruntung, malah malingnya buntung. Salam literasi bunda.

07 Feb
Balas

Terima kasih banyak apresiasinya bunda. Salam Literasi. Semoga sehat dan sukses selalu

07 Feb



search

New Post