RINDU AYAH BAGIAN I
Bedak cemong, rambut kepang dua berpita merah tua
“Ayah ini jelek!”
“Aku tidak suka!”
“Ikat rambut ku miring, ayah!”
“Bikin seperti bunda” ujar Hanna kepada Ayah.
“Sayang ini sudah, bagus”
“Tidak, ayah”
“Ini miring, ayah!”
“Han, kamu cantik”
“Anak ayah cantik, Anak ayah selalu baik hati”
Hanna kecil terdiam sambil berusaha mencerna kata-kata ayah.
“Yah baik hati itu apa?”
“Hmmm” ayah mencari kata-kata yang tepat
“Baik hati itu nak selalu jujur, menyayangi semua orang seperti kamu menyayangi ayah dan bunda”
“Yah, aku baik hati ya?”
“Iya, Sayang”
“ Ayah, ayo sekarang kita pergi” desak Hanna
“ Iya, sabar Han, ayah ambil motor dulu!”
Ayah mengeluarkan dari garasi disamping rumah, ayah dan Hanna akan pergi kepasar.
“Hannn, ayo!” teriak ayah
Hanna berlari keluar rumah dengan ceria, kemudian naik motor, untuk dibonceng ayah. Hanna berpegang pada jaket ayah.
Sampai di pasar, ayah memarkir sepeda motor, mereka menuju toko sepeda. Hanna ingin membeli sepeda kecil yang ada roda bantu nya.
Hanna dan ayah masuk kesebuah toko sepeda
“Sepeda kecil pak” tanya menjual
“Iya” jawab ayah
“Untuk si kecil ini” tanya penjual seraya tersenyum manis pada Hanna. Hanna membalas tersenyum malu-malu pada penjual itu.
“Ini pak sepeda mini ukuran 18, bapak bisa pilih warna dan tipe nya” silahkan pak ujar penjual ramah
“Han, kamu mau yang mana?”
“Yah, itu..” Hanna menunjuk sepeda mini berukuran 18 berwarna merah muda dengan keranjang ungu.
“Pak, berapa yang itu?” tanya ayah kepada penjual.
“250.000,- rupiah pak, itu merk phoenix, kualitasnya bagus pak” ujar penjual meyakinkan.
“Boleh kurang?” pinta ayah
“Ya, kami kasih diskon 25.000,- , jadi harganya 225.000” ujar penjual.
Setelah bernegosiasi, akhirnya ayah dan penjual menemukan kesepakatan, harga sepeda itu 215.000,-, kemudian ayah membayar.
Hanna sangat bahagia, sepanjang perjalanan pulang Hanna tidak berhenti berceloteh.
Sesampai dirumah Hanna langsung mencoba sepeda barunya. Hanna berputar-putar di halaman, dia lupa waktu.
“Haannnn” suara bunda dari dalam rumah
“Yaaaaa” Hanna menyahut
“Sudah besok lagi bersepeda nya” ujar Bunda
“Sebentar lagi ya…Bunda”
“Haaan, sudah sore mandi”
“Iya bunda…sebentaaaar lagi ya bun!”
“Iya ujar bunda”
“Lima menit ya Han”
“Terimakasiiiiih bunda”
****
Hari telah beranjak malam, Hanna bicara pada ayah.
“Yah, aku sudah bisa bersepeda, besok roda bantu nya dilepas aja yah”
“Kamu berani”
“Berani Yah,,teman aku sudah bisa gak pakai roda bantu”
“Oke…besok pagi ayah lepas roda bantu nya”
“Sekarang kamu tidur ya…Hann”
“Ya, Ayah”
“Hanna … sudah sikat gigi dan cuci kaki?”
“Sudah Ayah”
“Sekarang tidur sayang, iya..ayah” jawab Hannda
“Ayaaahh..Dongeng Kerbau”
“Belum dongeng belum bisa tidur ayah”
Ayah tersenyum sambil merangkul Hanna.
“Han, kamu senang sepeda barunya”
“Iya, Ayaah Hanna senang, besok Hanna lebih senang lagi kalau Hanna bisa bersepeda gak pakai roda bantu”
“Ayaah, dongeng!”
“Sehabis dongeng tidur ya”
“Besok pagi, bangun lebih awal, kamu kan mau belajar sepeda lagi”
“Iya Ayah” Hanna mengangguk
Ayah memulai dongeng nya.
Pada suatu sore kerbau bertemu burung Suit di hutan. Kerbau sangat sombong, dia menyombongkan diri pada burung suit yang bertubuh kecil pemakan biji-bijian di hutan.
“Heeei… suit kamu ini kecil sekali!” Kerbau meremehkan burung suit
“Jangan sombong kamu kerbau” kata burung suit’
“Aku tidak sombong, ini kenyataan Suit!”
“Kotoran ku saja bisa membuat mu mati” kata kerbau dengan angkuhnya
“Ahhh… mana mungkin” kata burung Suit.
Kerbau semakin agresif dengan kesombongan nya, tiba-tiba dia mengeluarkan kotoran dan menimpa burung Suit yang sedang hinggap di rerumputan, burung suit pun terkubur oleh kotoran Kerbau.
“Hhmmm mati kamu Suit, kata kerbau”
Burung Suit bersedih dan berdoa pada Tuhan meminta diselamatkan.
Tiba-tiba gemuruh guntur terdengar, langit pun mulai gelap, hujan deras turun, kotoran kerbau yang menimpa burung telah bersih dan burung setelan selamat.
Keesokan sore burung Suit terbang sambil bernyanyi dan menghampiri kerbau dengan tersenyum burung setelan berkata.
“Heei kerbau sekarang giliranku memberimu kotoran”
“Hahaha kerbau tertawa, kamu boleh memberi ku kotoran dimana kamu ingin ” katakan kerbau!
“Berikan telingamu” katakan Burung Suit
“Silahkan” kata Kerbau. Sambil menyodorkan telinganya”
Burung Suit memberikan kotorannya pada telinga kerbau. Kerbau bertanya.
“Sudah Suit?
“Iya..”Jawab Burung Suit
“Oke kerbau saya pergi dulu” kata Burung Suit
Burung Suit pun terbang.
Hari pertama dan hari kedua kerbau baik-baik saja, mulai hari ketiga telinga kerbau mulai sakit, hari mulai semakin sakit. Pada hari ketujuh di telinga kerbau tumbuh tunas dari biji kotoran burung suit, kerbau jatuh sakit dan tidak berdaya. Satu bulan berlalu kerbau akhirnya mati karena tidak tahan tahan rasa sakit.
Usai ayah mendongeng, ternyata Hanna telah terlelap tidur di rangkulan ayah, ayah mencium Hanna, dan memindahkan kepala Hanna berlahan, dan meletakkan nya pada bantal, ayah mematikan lampu kamar Hanna. Ayah meninggalkan kamar Hanna.
Bersambung....

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap... Banyak cerita yang tersimpan dalam kehidupan kita saat bersama dengan kedua orangtua. Semuanya menjadi kisah yang tak pernah terlupakan..