Nur Jannah

Pengais Aksara, Pengabdi Generasi dan Penjaga Tiang Merah Putih Tepi Utara Jakarta...

Selengkapnya
Navigasi Web
Misteri Rusaknya Kue Ulang Tahun
Cernak 3

Misteri Rusaknya Kue Ulang Tahun

Hari ini adalah hari ulang tahun Kak Suci. Siang itu, Sofa ikut mama mengambil kue ulang tahun yang sudah dipesan sejak jauh hari.

Sepulang mengambil kue, Mama mampir di toko boneka, untuk membeli bantal boneka bergambar Elsa, tokoh kartun terkenal yang sangat disukai Kak Suci.

“Buat aku ya, Ma?” tanya Sofa yang umurnya baru lima tahun pada mama.

“Bukan, Sayang. Ini buat Kakak," jawab mama

“Aku juga mau, Ma," ujar Sofa.

“Nanti ya, kalau Adek ulang tahun. Hari ini kan kita mau kasih Kakak Uci karena Kakak sedang berulang tahun. Sebagai tanda kalau kita sayang.”

Sofa pun mengangguk. Mata sipit Sofa memperhatikan dengan seksama penjaga toko membungkus hadiah buat Kak Suci.

“Pulang, yuk,” ajak mama setelah semuanya beres.

Setiba di rumah.

“Hulaaa, ini dia kue ulang tahun Kakak.” Teriakan Mama mengagetkan Suci yang sedari tadi menanti dengan penuh harap.

“Wah, indah sekali, Ma.. Makasih ya, Ma.” Teriakan Suci lebih keras lagi dari mama.

“Yuk, simpan dulu di kulkas. Nanti sore kalau teman-temanmu sudah datang, barulah kita keluarkan,” kata mama.

“Asyiiik," jawab Kak Suci.

Sore harinya, ketika ruangan sudah siap. Tepat jam tiga. Kak Suci sudah cantik sekali berdandan menyambut para temannya yang mulai berdatangan. Suasana ceria dan tawa riang terdengar di mana-mana. Mama juga mengundang seorang badut agar turut bernyanyi dan memeriahkan acara.

Suci tampak bahagia sekali mendapat bingkisan dari kawan-kawan.

Tiba-tiba sofa mengajukan sebuah kado mini.

“Adek. Ini apa?” tanya Kak Suci.

“Kado Kak. Buat kakak.” Sofa menjawab dengan penuh bangga.

Semua menertawakan kado buatan Sofa. Rupanya ia ingin memberikan hadiah juga pada kakaknya namun bingkisan yang ia buat sungguh berantakan. Kertas kado yang dipakai adalah sisa bungkus kertas kado milik Mama. Dan cara membungkusnya pun sama sekali tidak rapi.

“Ya sudah. Ayo, keluarkan kue dari kulkas, Bik Ina," ajak mama.

Bik Ina segera membuka kulkas dan mengeluarkan kue ulang tahun Kak Suci. Namun Bik Ina kelihatan bingung. Ada seiris potongan kue yang hilang!

Bolu berlapis krim dan dihiasi aneka permen serta taburan coklat yang indah itu sudah tidak utuh lagi. Ada bagian kecil yang terambil tidak rapi. Sepertinya seseorang sudah mengambilnya tapi tidak menggunakan pisau. Terlihat dari irisannya yag acak-acakan.

“Ma, kok begini kuenya?” suara Kak Suci terdengaar kecewa.

“Loh , siapa yang sudah memotongnya, Bik?” tanya mama.

“Saya tidak tahu, Bu," jawab Bik Ina.

“Wah, Mama juga nggak tahu. Kamu nggak lihat siapa yang sudah buka kulkas tadi?”

“Nggak, Ma. Aku kan sibuk bantu Bik Ina menghias ruangan tamu.”

“Jangan-jangan ….” Semua mata menoleh ke arah Adek.

“Dek?’

Sofa yang semula sangat gembira tiba-tiba terdiam. Dia ketakutan melihat suasana yang tidak mengenakkan. Perlahan-lahan ia mulai menangis.

“Hua … hua … hua …”

“Ih, Adek gimana sih, Ma?’ Kenapa kue Kakak dimakan, Dek?’ Kak Suci marah-marah membuat tangis adiknya semakin kencang.

“Aku nggak makan kuenya," sahut Sofa membela diri.

“Bohong! Pasti kamu. Siapa lagi yang ngambil kalau bukan kamu!” hardik Suci.”Ma, masa kue ulang tahunku jadi rusak begini?” Kak Suci pun ngambek dan melotot ke arah Sofa. Ia merasa sangat malu pada teman-teman.

“Ya sudah, Nak. Kan masih bisa dimakan. Nggak apa-apa. Yuk, lanjutkan acaranya," bujuk mama.

Akhirnya Kak Suci pun menurutI kata-kata mama meski dengan hati sedikit kecewa.

Awas nanti kamu ya Dek. Kalau acara ini sudah selesai nggak akan aku bagi kado-kado dari temanku, katanya dalam hati.

Acara dilanjutkan hingga selseai. Setelah semuanya usai, Kak Suci mulai membuka kado satu persatu. Adiknya sama sekali tak dibolehkan melihat, karena ia masih kesal dengan ulah adik yang hampir saja mengacaukan pesta tadi.

Semua kado sudah dibuka. Ada boneka, ada baju, mainan, tas sekolah, juga beberapa alat sekolah lainnya. Terakhir mata Suci tertumpu pada kado berantakan yang didapatnya dari Sofa. Dengan malas-malasan ia membukanya dan terkejut karena melihat benda yang ada di balik bungkusan tersebut. Mata Kak Suci terbelalak.

Ternyata isinya adalah potongan kue ulang tahun Kak Suci yang hilang!

“Mama?” Kak Suci memandang bingung pada Mama.

Mama pun sama herannya.

“Ini kuenya dibikin kado sama Adik?”

Adik yang sedari tadi tak berani mendekat, akhirnya membuka suara.

“Aku kan mau kasih Kakak kado. Tapi aku nggak punya duit. Aku kasih kue aja.”

Sejenak Kak Suci terdiam. Ia baru menyadari maksud hati adiknya. Dalam hati ia pun menyesal karena telah memarahi adiknya yang masih kecil. Ia merasa telah menjadi kakak yang sangat jahat sekali.

“Adek, maafin Kakak ya.“ Kak Suci menangis sambil.memeluk adiknya..

Sofa membalas pelukan kakaknya dengan hati gembira.

“Aku sayang Kakak,” jawab Sofa.

“Iya. Kakak juga sayang sama Adek. Maafin Kakak ya tadi sudah marahin adek. Kakak janji nggak akan marah lagi."

"Iya, Kak. Selamat ulang tahun."

Mama terharu memandang kedua buah hatinya.

Tamat.

061214

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post