Nur Jannah

Pengais Aksara, Pengabdi Generasi dan Penjaga Tiang Merah Putih Tepi Utara Jakarta...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran Berdiferensiasi

Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan bertujuan untuk menuntun kodrat anak agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Hal tersebut menjadi landasan filosofis yang mendasari setiap guru agar berorientasi pada kebutuhan anak didik dalam melakukan pembelajaran di kelasnya.

Kesesuaian pembelajaran dengan kebutuhan anak didik dalam belajar akan sangat mempengaruhi tercapainya tujuan. Kesesuaian itu mencakup 3 hal, yaitu :

Kesesuaian pembelajaran dengan minat mereka,

Kesesuaian pembelajaran dengan kesiapan belajar mereka, dan

Kesesuaian pembelajaran dengan profil belajar mereka

Yang dimaksud dengan minat adalah tujuan atau orientasi belajar siswa. Semakin sesuai pembelajaran dengan minat mereka, maka semakin berhasil tujuan pembelajaran.

Minat dapat tumbuh sendiri juga dapat dipengaruhi. Oleh karenanya guru bertugas menemukan sekaligus menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran.

Sedangkan yang dimaksud kesiapan belajar siswa adalah seberapa besar daya dukung yang dimiliki siswa untuk membantunya belajar. Bisa berupa sarana, prasarana, budaya dan kebiasaan belajar, orang-orang terdekat yang membantu belajarnya, dan lain-lain.

Semakin besar tingkat kesiapan belajar siswa maka akan semakin tinggi pula keberhasilan belajarnya.

Selanjutnya, yang dimaksud dengan belajar siswa adalah gaya belajar siswa itu sendiri yang tentunya unik, saling berbeda satu sama lain dan memiliki ciri khas masing-masing.

Semakin sesuai pelajaran dengan profil atau identitas belajar siswa, maka akan semakin tinggi keberhasilan belajarnya.

Jika diamati secara mendalam, ketiga aspek kebutuhan belajar siswa itu saling berbeda satu sama lain, tidak ada yang sama persis, baik minat, kesiapan, maupun gaya belajarnya. Oleh karena itu, guru harus melaksanakan pembelajaran yang berdiferensiasi, demi memenuhi kebutuhan setiap siswanya agar pembelajaran yang dilakukan itu berhasil.

Jika ada 32 siswa di kelas, maka guru tidak bisa hanya mengandalkan 1 macam pendekatan untuk dipakaikan pada siswa secara keseluruhan. Guru tidak bisa menyamaratakan cara, pendekatan, metode, media, ataupun model penilaian belajar untuk seluruh siswanya itu.

Namun, bukan berarti guru harus membuat 32 model pembelajaran dalam satu waktu juga. Melainkan, setiap anak dikelompokkan sesuai minat, kesiapan dan gaya belajarnya itu.

Misal secara kepribadian, anak dapat dikategorikan pada 3 kelompok besar yaitu introvert, ekstrovert dan sanguinis.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post