Rasa Kehilangan
Bu nurhayati, begitu kami memanggilnya.Figur yang kalem,keibuan dan penyabar. Beliau guru PAIBP di sekolah kami.Akhir September kemaren hari terakhir beliau bertugas di Sekolah kami. Rasa kehilangan amat terasa bagi kami warga Sekolah.Beliau tempat kami berbagi cerita. Suka dan duka kami jalani selama puluhan tahun.
Pagi itu mendung menyelimuti cakrawala. Seakan menyertai kesedihan kami. Kamis 30 September 2021 merupakan hari terakhir beliau mengajar di sekolah kami. Pemandangan yang gak seperti biasanya sangat kami rasakan.rasa sedih juga dirasakan oleh siswa-siswi kami. Pagi itu seakan kami enggan membicarakan Perpisahan. Andai kami bisa,ingin rasanya jam dinding kami tahan untuk menghentikan jarum jamnya. Seakan kabut hitam menyelimuti Sekolah kami
Sekitar pukul delapan WIB, ada anak kelas 5 memberitahukan bahwa saya dipanggil Kepala Sekolah untuk berkumpul. Dengan langkah yang berat saya keluar kelas. Di luar kelas telah berkumpul teman-teman guru yang lain.Ternyata Kepala Sekolah Ibu Milliyani, meminta kami untuk foto bersama. Sesi foto-foto kami lalui dengan baik. Ada rasa sesak di dada melihat beliau.Tanpa terasa air mata menetes membasahi pipi. Saya berusaha memalingkan wajah sembari menghapus air mata . Begitu juga temen yang lain . Ada yang sudah berkaca-kaca menahan air matanya. Bahkan ada temen yang sudah tidak mampu menahan dan memeluk beliau dengan derai air mata. Kami tak mampu berkata-kata.Air mata seakan mewakili suasana hati kami.
Sekian lama kami bersama dalam Suka dan duka. Beliau selalu ada dalam setiap kegiatan yang diadakan Sekolah. Beliau sangat aktif dalam mengajar.Hampir tidak absen ,kecuali sakit.Itupun tidak pernah lebih dari dua hari, bahkan kadang cuma sehari. Sosok yang penyabar menjadikan kami berasa nyaman ketika dekat dengannya.
Banyak pelajaran yang saya petik dari beliau. Beliau mengajari saya untuk dewasa dalam menyikapi keadaan. Beliau mengajari kami untuk sabar. Beliau sangat bertanggungjawab atas tugas-tugasnya. Beliau juga tidak pernah malu untuk bertanya. Dengan senyum lembutnya beliau menghibur saya disaat saya berkeluh kesah.
Sungguh semakin sesak dada ini mengingat kebaikan beliau. Beliau juga tempat saya berbagi masalah . Beliau juga ringan tangan untuk membantu kesusahan saya. Ketika kami ada acara makan-makan beliau selalu ambil bagian untuk memasak.
Setelah foto bersama guru-guru, beliau akan berpamitan dengan siswa. Maka siswa diperintahkan keluar kelas dan berbaris berdasarkan kelas masing-masing. Dimulailah beliau berpamitan.diawali sambutan Kepala Sekolah , kemudian beliau pamit.Dengan suara yang bergetar menahan tangis beliau memberikan nasehat-nasehat.
Tibalah saatnya siswa foto bersama dan bersalaman,dimulai dari kelas satu. Pada giliran kelas tiga, hampir semua siswa kelas tiga menangis, seakan ditinggal ibu kandungnya. Kamipun gak mampu lagi menahan tangis kami para guru.tak terkecuali Ibu Kepala Sekolah yang ada di halaman .
Tibalah waktunya beliau mau pulang,beliau mendatangi saya ke kelas enam. Beliau menjabat tangan saya,saya berusaha untuk tidak menatap wajahnya,dan anak-anak kelas enam bersalaman lagi.saat beliau sibuk dengan anak-anak saya gak sanggup menahan air mata . Saya pergi dari kelas menuju Kantor .saya tinggal beliau. Gak sanggup.....gak sanggup....gak sanggup. Hati ini berteriak. Tapi apa daya semua harus dilalui.
Keesokan hari pasca beliau pamit, saya cari-cari beliau. Sempat menanyakan ke teman apakah beliau tidak masuk. Dan jawaban temen yang saya tanya, “ Lupa ya, kalo Bu Nur sudah tidak akan datang hari ini ?”. ucapnya sambil tersenyum meledek. Saya tutup mulut ini dengan tangan sembari berlalu darinya. Ada yang hilang dari hati ini ,saat melihat tempat duduk beliau di pojok,hati ini miris,air mata kembali menetes.
Saat menulis cerita inipun air mata tak henti-hentinya meleleh membasahi pipi. Mengingat kebaikannya smakin sakit dada ini. Sesak,sesak,sesak ,itu yang saya rasakan.
“Trimakasih Mbakku.....Engkau tlah mengajariku bersabar”.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa bunda
trimakasih....salam literasi