DIA YANG DIABAIKAN (Tantangan #10)
@Viefa#sejuruspandang
Dia tidak dianggap sama sekali. Banyak mata memandangnya rendah, bahkan acapkali cibiran menjadi bagian rutinitas hari-harinya. Dia hanya tersenyum, kalau sudah tidak tahan meringkuk di pojok ruangan, dia jauh dari orang tuanya. Kesedihan ada kalanya terlihat dari wsjah murungnya. Kadang juga tengil sih, terkesan menyepelekan tugas-tugas yang diberikan padanya.
Seperti biasa ketika pegang anak-anak yang baru, aku lihat dulu kecenderungannya sekaligus melihat kemampuan dari masing-masing anak itu. Aku mendapati dia jauh tertinggal dari teman-temannya yang lain.
Dia Aji (samaran), salah satu muridku. Setiap kali diterangkan jarang memperhatikan bahkan seringkali ditinggal tidur. "Aiihh... apa pula anak ini" perhatianku akhirnya terpusat kepadanya. Beberapa kali diingatkan masih juga kurang memperhatikan, alhasil kalau waktu ulangan nilainya langganan merah. Aku suka nyeletuk kalau nilai anak-anak di bawah standar, "lhoo rek kobongan ngene yaaa..." anak-anak menyambutnya dengan "gerrr" gaduh sementara. Tak luput Aji yang langganan dapat nilai merah hanya cengar-cengir membuat hatiku tak tahan, ahaaa.
Beberapa waktu yang lalu anak-anak diintruksikan mengikuti olimpiade MNR (matematika nalaristik), model olimpiade matematika yang lebih menekankan dan menggali kemampuan nalar. Semua siswa di kelasku ikut, termasuk juga Aji. Anak-anak serius mengerjakan, ada yang cepat selesai juga ada yang lambat dalam mengerjakan. Aku sampai mengingatkan beberapa kali agar anak-anak itu teliti mengerjakan dan tidak perlu terburu-buru. "Theeeet, theeeeet, theeet" suara bel dari arah kantor menjadi komando anak-anak boleh keluar dari kelas.
Kurang lebih satu minggu setelah kegiaatan olimpiade itu pengumuman yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Aku perhatikan satu persatu nama-nama yang terpampang di sana, bahkan aku pelototin itu hp. Aku lihat rengking yang masuk dalam daftar itu. "Trenteeng teeengg" aku terbelalak. Ah tidak.. tidak, aku tidak salah lihat meski bolak-balik aku lihat dari atas ke bawah, masih juga belum percaya kuulangi lagi pencarian dari bawah ke atas. "Aisyyy... memang benar Si Aji yang nomor satu, iyaa benar dia rengking ke satu" bagitu jawabanku pada teman-teman yang lain.
Berita itu seketika jadi heboh di ruang kecilku. Semua menyangkal kemampuannya, kadang sedikit clekit juga, "auuww" seruku muncul kesadranku. "Memang dia tidak boleh jadi yang pertamakah?" pertanyaan nggelontor dari mulutku malah berbuah gurauan dari teman-teman, Aku jadi tersenyum.
Nah aksiku aku lanjutkan dengan memberi pengumuman di kelas. Aku lihat wajah anak-anak ditekuk mukanya, rupanya informasi tentang rengking Si Aji sudah menyebar ke mereka. Mereka tidak terima, "pak pak tung" ungkap salah seorang anak. Aku tergelitik, "apa itu". Yang lain menjawab, "itu bu Si Aji kalau menjawab menghitung kancing sambing berbunyi pak pak tung."
"Alamaak... mantra dari mana ini yaa" aku pingin tergelak mendengarnya. Mendengar celoteh anak-anak itu langsung ajian aku keluarkan, menyadarkan mereka bahwa tidak ada sesuatu yang mustahil, termasuk ketika Si Aji bisa mendapat nilai seperti itu. Akhirnya mereka menyadari dan setelah kejadian itu ternyata Si Aji mengalami banyak perubahan.
Dia yang yang malas menulis jadi rajin, bahkan sering selesai yang pertama. Perkembangan mengajinya juga pesat, dan kemarin akulihat coretan pensinyal membuat sketsa gambar juga bagus. "Anak ini bakat juga ya..." dam-diam aku mengakuinya.
Kalau diukur dengan pengertian belajar yaitu perubahan tingkah laku dari tidak bisa menjadi bisa, Aji telah berhasil bahkan lebih berhasil dibandinding temannya dalam satu kelas, meskipun skala perubahan itu belum bisa menyamai teman-temannya di kelas. Satu hal yang hal yang bisa dipetik dari kisah ini adalah, keberhasilan itu bisa datang kapan saja dan satu motivasi dari guru memiliki dampak luar biasa bagi perkembangan siswa, seperti yang dialami Si Aji, satu pujian dari guru baginya adalah reward yang menumbuhkan motivasi belajarnya. Begitu penting peran seorang guru bagi siswa.
SEMANGAT UNTUK GURU INDONESIA!
#Tantangangurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Si Aji sedang mengamalkan "asmara mantra"
Ahaaa Virus Asmara Mantra ya.. Tad