KEYLA
Ada bekas luka di hati mereka. Kenangan masa lalu tidak mudah terhapus dalam semalam, kejadian demi kejadian bagai dua mata pedang saling beradu yang pada setiap sisinya saling menancap di hati para sesepuhnya, “Benar.. dendam masa lalu,” gumam Keyla hampir tak terdengar sambil menatap bola mata Agung yang melahapnya penuh selidik.
“Key, kamu yakin?, itu penuh resiko kau bisa dihujat kanan-kirimu karena menentang arus,” Agung mencoba menepis kebekuan malam dengan kata-kata lirih agar tak mengusik wajah risau wanita di sampingnya.
Bergumul dengan malam yang semakin larut, menghentak telanjangi batin Keyla yang saat itu mencoba menyandar pada batang pohon mangga depan rumah Si mbah.
Teringat masa kecilnya, bagaimana mbah Anang tetap pulang larut malam dengan kondisi badan yang semakin ringkih. Suara seraknya selalu mengingatkan, “Ini perjuangan untuk Allah,” begitu Si mbah selalu bilang ketika Keyla bertanya dengan mulut kecilnya.
SELANJUTNYA....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ayo, lanjut nih penasaran
BagusssPenasaran...
penasaran membawa rindu.. hehe
Ditunggu lanjutannya. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Bunga cinta kan tetap berlanjut... sukses juga buat bunda St. Ropiah