Nur Khofifah

Ruang Imajiner Karya...

Selengkapnya
Navigasi Web
LEARNING BY HEART UNTUK CORONA
LAKUKAN DENGAN HATI MAKA KEMBALI KE HATI

LEARNING BY HEART UNTUK CORONA

Ia datang menyedot perhatian semua orang. Seketika semua aktivitas berhenti mendadak, bahkan sudah dikeluarkan undang-undang untuk perlindungan, dan social distancing diberlakukan. Jaga jarak, jaga aktivitas, dan kesehatan menjadi sebuah tranding topik di semua pemberitaan. Anehnya jagad maya ramai dalam baku hantam pemberitaan, alhasil banyak orang dalam dilema ketakutan. Mestinya Medsos distancing perlu juga, biar berita tentangnya tidak jebol laiknya air bah menghantam psikologi manusia, terutama anak-anak yang masih dalam pola asuh pendidikan kita.

Korban sudah berjatuhan. Kementerian Agama Jawa Timur termasuk yang dibuat kelabakan ketika beberapa pegawainya terinveksi virus ini setelah melakukan pertemuan manasik haji di Surabaya. Hadirnya Corona dunia diliputi duka. Berbagai sudut kehidupan manusia terdampak, perekonomian menjadi kacau dan pendidikan tidak berjalan stabil.

Kesaksian demi kesaksian bertebaran memicu perdebatan hangat memunculkan pro dan kontra dari sebuah peristiwa pandemic Corona. Sebuah nama yang terdengar indah tetapi memiliki kekuatan memusnahkan dunia. Benar, semua perhatian sedang tertuju kepadanya dan ulasaan-ulasan tentangnya juga ramai menjamur layaknya kecambah yang baru cukul setelah terendam air.

Sekarang ini dunia dibuat sepi dari aktivitas. Semua yang berkaitan dengan pengerumunan masa ditiadakan, tidak ada pengecualian undang-undang ini diberlakukan pada semua gerak sela masyarakat. Yang membuat keprihatinan ketika pemberlakuan itu juga harus menyentuh kehidupan ibadah, penuh pembatasan, situasi ini membuat kita menjadi terkunci, ruang gerak ruang semua lockdown. Bagaimanakah kita tetap menghadirkan wajah pendidikan dengan posisi berjauhan seperti ini, perlu sebuah upaya untuk tetap mendekatkan anak didik kita agar tetap dalam pengawasan ketika belajar di rumah terutama bertepatan dengan bulan ramadhan.

Di tengah situasi seperti ini banyak hal yang terjadi. Kita dapati anak-anak yang mulai bosan tidak bisa melakukan interaksi belajar bersama temannya, menjadi kendala tersendiri untuk bisa tetap memupuk gairah semangat belajar mereka. Bulan ramadhan yang biasanya disambut dengan suka cita dan sekolah menjadi tempat penggemblengan jiwa mereka, sudah tidak bisa dilakukan. Bila tempat ibadah harus menjadi sepi dan manusia dibuat gelisah karena Corona mewabah, di mana tempat yang harus kita tuju untuk berkumpul membangun kekuatan.

Kita dituntut menjadi pendidik yang kreatif. Pembelajaran harus tetap berjalan meski dengan jarak yang berjauhan dan berbagai layanan pembelajaran daring kita manfaatkan. Setiap pagi kita sapa mereka, memantau perkembangan dengan pendekatan secara personal, selalu mengingatkan tugas-tugas yang harus dikerjakan, menyiapkan ulangan dan ujian dengan memanfaatkan google form, adalah salah satu contoh yang kita upayakan untuk tetap memberikan layanan pendidikan kepada anak-anak.

Ternyata hal ini belumlah cukup, anak-anak tetap membutuhkan sentuhan yang lebih mendalam untuk memupuk kegersangan jiwa mereka. Pandangan akal akan mengatakan masa PSBB ini harus dilakukan, tapi bagaimana dengan psikologi mereka, sudah siapkah. Learning by heart harus kita kedepankan dalam mendidik dan memantau perkembangan anak dalam masa pendidikan di rumah seperti ini. Sentuhlah pendidikan anak-anak melalui pembelajaran dengan hati.

Allah membekali kita hati yang jernih. Jadikanlah ruang hati tempat berlindung, tempat membangun super kekuatan untuk melawan Corona dan bala tentaranya. Jadikanlah hati untuk mencegah serangan Corona, dengan bersikap arif menyikapi suatu masalah tidak panik menghadapi pandemic. Dari kejadian ini biarkan hati mulai memahami bahwa, tidak ada kehidupan yang abadi. Semua terlalu kecil bila harus menyombongkan diri merasa paling terpuji di bumi yang sebenarnya tidak benar-benar kita miliki.

Learning by heart adalah jawaban untuk meredakan situasi ini. Teroponglah dengan mata hati, apa makna di balik ini semua dan bagaimana kita harus menyikapinya. Pembelajaran dengan hati, sebuah jawaban yang selalu teruji relevansinya di sepanjang masa bila kita sedang mengalami suatu masalah. Sudut hatipun tidak pernah bohong, akan mengungkap setiap jejak yang melakukan tindakan ambil untung di tengah situangi tidak beruntung. Sudut hati adalah ruang keimanan yang menyadarkan manusia dari tindak kejahatan.

Marilah kita bangun pendidikan ini dengan menyediakan ruang hati untuk menghapus jejak Corona di muka bumi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga segera berlalu Bu

03 May
Balas

Aamiin.. itu yang kita harapkan bund

03 May
Balas

Aamiin..belajar hikma di balik pandemi makhluk Allah yang renik ini..salam kenal dsri saya bun..salam literasi

14 Sep
Balas



search

New Post