@Viefa#part 1

Beberapa kali dihirupnya udara sore yang terasa basah meskipun cuaca cerah, kali ini mengehela napas lebih panjang lagi.

“Ahh, gimana aku harus bilang nanti?”, gumamnya lirih, dirinya sendiri yang mendengarnya.

Sementara itu arus lalu lintas mulai padat. Bersamaan dengan orang-orang yang lalu lalang baru pulang dari tempat kerja, tak membuatnya terusik dari lamunan sepanjang jalan. Padahal beberapa kali klakson berbunyi bersahutan mengingatkannya untuk minggir, bahkan beberapa pengendara mulai mengumpatpun tak dihiraukan.

“Mbak, cari mati ya!” hardik seorang pengendara motor yang ngerem mendadak motor Ninja merahnya.

Dapat hardikan seperti itu Kinan hanya tersenyum masam, “Aaiisyyy.." Kinan memekik kecil sambil mengusap percikan air tanah sisa hujan semalam. Maaf mas” balas Kinan lagi sambil merapatkan kedua belah tangan di dada mohon maaf pada pengendara motor ninja tadi.

“Maaf sih maaf, kalau aku jatuh gimana, jangan melamun gitu dong kalau jalan “, sungut pengendara motor itu maih sewot tak mau mengendalikan amarahnya.

Dapat hardikan seperti itu Kinan hanya pasrah, bahkan terkesan cuek tak menghiraukan. Keceriaan yang selama ini menjadi ciri kehadirannya seakan lenyap tak tersisa, keceriaan yang terbungkus wajah muram ditekuk melempem kayak kerupuk yang kecelup air.

Kinan masih belum bisa menguasai keresahan, beberapa kali pertanyaan serupa berputar-putar di kepalanya tanpa mau enyah. “Gimana nanti aku harus jawab” pertanyaan itu terus mengusiknya.

SELANJUTNYA.....