MATAHARI DI BALIK AWAN
@Viefa#part2
Setelah lama berjalan dari arah gedung tempat lomba itu, ia terus menyeret langkahnya berat seperti ada bandolan besi dikalungkan ke kakinya. Pada akhirnya ia sampai di pinggiran taman kota, berselonjor di kursi panjang sudut taman menjadi pilihannya.
Kinan berhenti sejenak. Matanya melirik bangku kosong di pojok sana. Kursi panjang bercat putih, beberapa bagian tepinya sudah tampak warna besi, catnya banyak yang mengelupas menghadirkan warna yang sudah kusam.
Sambil berlari-lari kecil ia menuju arah kursi panjang itu, di sekililingnya mengahampar rumput hijau basah sisa-sisa air hujan. Tak ia sia-siakan kesempatan itu untuk sejenak meluruskan kakinya yang mulai pegal-pegal, jauh juga rupanya ia berjalan.
Di bangku kosong bercat putih yang usang itu Kinan mencoba menenangkan hatinya. Tidak terlalu banyak orang-orang yang berada di sekitar taman sore itu, suasana ini cukup menyenangkan. Dia butuh ketenangan hati, suasan perlombaan tadi membuat ia harus melipat mukanya. “Tidak fair” suntuknya.
Sambil menebarkan pandangan di sore yang masih basah itu, matanya tertuju pada adik kecil yang berlari-lari sambil meniup-niup air membuat gelembung udara. Tanpa sengaja kaki adik kecil itu tersandung di gundukan rumput, air untuk balon udaranya tumpah.
“yaaahhh, kasihan si adik” pekik Kinan seorang diri. Belum sempat ia menolong gadis cilik berpipi chuby itu, dari arah belakang tampak anak lelaki sebaya dengan gadis kecil itu menuju arah Si gadis kecil.
Dia memakai kaos bergambar Spiderman warna biru muda, sambil membawa dua gelas choko es bola-bola menghampiri gadis kecil yang terjatuh, dan menyorongkan satu gelas es untuk Si gadis, kedua tersenyum lucu sekli.
Warna bajunya senada, Kinan mengamati “ihh, mirip ya? Kinan menggumam sendiri. “kembar kali ya” belum sempat Kinan berpikir lebih jauh tampak seorang ibu memanggil “kakak, adik.. ayo udah sore kita pulang ya” seru seorang ibu berjilbab panjang sambil melambai pada kedua anak kecil itu. Mereka berlarian menuju perempuan tadi, “bunda, adik tadi jatuh” gadis kecil itu mengadu, ternyata perempuan berjilbab panjang itu ibunya.
Sesaat perhatian Kinan terseret pada anak-anak kembar tadi, mereka sudah pulang. kepergian mereka menyisakan senyum di hati Kinan. Tas hitam yang disampirkan di punggung kursi itu diraihnya, diambilnya sebuah majalah remaja. Dibukanya kembali majalah idolanya itu, lembar demi lembar dan perhatiannya tak mau lepas dari wajah idolanya yang menghiasi sampul depannya.
“ini keren, mestinya aku bisa sekeren ini… tapi kenapa yaaa”. Sungutnya dengan nada jengkel.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Isinya mana Bu? sehat dan sukses selalu