MATAHARI DI BALIK AWAN (Tantangan #15)
@Viefa#part7
Semalaman Kinan hanya menatap langit-langit kamar. Warnanya yang putih semakin tampak kabur, cahaya matanya semakin meredup mengunci berbagai pertanyaan yang berputar-putar bagai roda pacu kereta. Sesekali terdengar suara batuk ayah yang membuat mata Kinan semakin sulit terpejam, masih terngiang-ngiang di telinganya ayahnya yang murka hingga memutuskan dia harus pindah ke pesantren. “Hanya sebuah cincin” berkali-kali kata itu diucapkan seakan mengulang ketidak percayaannya dengan keputusan ayah.
Hingga menjelang subuh mata Kinan semakin meredup akhirnya terkatup rapat. “Dek, bangun ayo shalat subuh” suara kak Mayang terdengar halus di telinga Kinan. Beberapa kali suara itu terdengar, perlahan Kinan membuka tangkup kedua bola matanya.
Suara adzan subuh terdengar menggerakkan Mayang memeluk sedih adiknya, Kinan perlahan membalikkan tubuhnya dengan mata yang masih berat bekas air mata. “Kak Mayang…” Kinan tak sanggup melanjutkan ucapannya. Mayang memeluk erat adik bungsunya itu.
“Kak, aku harus gimana? Sekolahku tinggal sebentar lagi.” Mayang menghela nafas dalam-dalam. Dia tahu adiknya itu suka bikin ulah “dia kelewat manja” begitu gerutunya pada ibu yang seringkali terlalu membela Kinan, tapi kejadian semalam cukup membuatnya terhenyak, tak disangka ayah memberi keputusan itu, dan tidak boleh dibantah.
“Aku mau di pesantren kak, tapi nanti kalau sudah lulus MTs ini” tangis Kinan mulai pecah. Hampir saja Mayang meluncurkan kata-kata menyalahkan Kinan. Akhirnya suara itu hanya bisa bersarang di hatinya “kamu ceroboh Ki, kamu berani melukai hati ibu yang bersusah payah memberikan kado istimewa di hari ulang tahunmu, cincin itu mestinya kau rawat.”
Tidak tega Mayang mengeluarkan kalimat itu meski dia juga dibikin dongkol dengan sikap Kinan yang keterlaluan. Yang bisa dilakukannya kini menanangkan hati adiknya, Kinan.
“Ki, ikuti saja kehendak ayah, kamu tahu kan kalau ayah marah jangan dibantah” Mayang mencoba menenangkan hati Kinan. “Tapi kak, Kinan jawab apa kalau teman-teman sekolah tanya” Kinan masih berharap keinginan ayah itu batal.
“Nanti kakak yang akan menjawab mereka, kamu tenang aja ya.. yang penting kamu tetap bisa melanjutkan sekolah” Suara kak Mayang kali ini terasa lembut, beda jauh dari biasanya yang suka usil ke Kinan. Mayang memandang kasihan ke adiknya, dibalik diamnya dia melihat ada sosok lain yang menyelinap di wajah Kinan. Begitu jernih wajahnya.
“Kakak, kenapa Kinan ndak boleh menyalurkan bakat Kinan” mata Kinan Kinan masih berkaca-kaca. “Apakah itu berdosa?” suaranya kali ini bergetar menahan rasa hatinya yang terus bergoncang.
“Kenapa aku harus sama seperti kakak?” Kinan masih melanjutkan resah hatinya. Mayang terdiam mendengar uangkapan hati adiknya itu. “Dek, nanti di pesantren kamu akan belajar banyak hal. Percaya dech sama kakak” Mayang mencoba mencerahkan hati Kinan.
Mayang melangkah mengambil mukenah “ayo dek sholat dulu” lanjut mayang sambil menggandeng tangan adiknya itu.
“kak, kapan aku diberangkatkan ke pesantren?” Kinan bertanya pada Mayang mencoba tegar dengan keputusan ayah. “Kata ayah lusa” jawab Mayang sambil terus melangkah tenang keluar dari musholla depan rumah.
“Apaaaaa?” Kinan berteriak cukup kencang. Beberapa jamaah memperhatikan kakak beradik itu. “Makanya jangan mbeling” sambut kak Sekar dari arah belakang tiba-tiba pada hal mulai tadi tak terdengar suaranya.
“Kak Sekaaarrrrr!” Kinan melotot dan sambutan suara kenes kak Sekar terasa gatal di telinga Kinan. “Rasain” guraunya sambil berlari menghindari tangan Kinan yang mengacungkan sejadah siap menebas pundak kirinya Sekar. Kinan mengejar Sekar, merekapun bergumul dengan derai canda seakan lupa masalah yang di pikulnya.
SELANJUTNYA....
#Tantangangurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar