MATAHARI DI BALIK AWAN (Tantangan #2)
@Viefa#part3
Masih terbayang diingatannya bagaimana wajah angkuh Si Mona setelah mendapat tropy pemenang itu. Baginya kemenangan Mona itu hanya keberuntungan saja, bikin enek lihat tingkah Mona yang melambai-lambaikan tangan mungkin ia sudah membayangkan jadi Miss Universe.
“Hahahaaa..” meledak tawa Kinan tak dapat ditahan. “Miss Universe apaan” kata-kata itu meluncur dari mulutnya secepat pemain ski es yang meluncur dari ketinggian, membuat Orang-orang yang mendengarnya melotot. “He, diem doong, ada di barisan paling depan berisik lagi” Si Reny yang berdiri di sampingnya ngomel.
Dinginnya ac di ruangan itu kayak tak berfungsi, “panas” beberapa kali Kinan mengucapkan kata-kata yang sama sambil mengipas-ngipaskan tangan kanannya.
di jajaran belakang, Aiihhh tatap sinis Si Meme bikin perut Kinan mendadak mual. “Apa aku belum makan itu ya” Kinan mengecap menelan ludah sambil mengusap perutnya.
Senyum sinis Meme itu “idih muak banget” Kinan makin tidak tahan melihat mata Si Meme yang menyorong sudut mengolok-oloknya. Mereka satu sekolah tapi beda jurusan.
Belum bisa keluar dari situasi itu Kinan merasa bagai ditarik-tarik dua kutub yang siap membenamkannya. Alamak kak Abi menatapnya, hati Kinan bagai bertalu-talu membuat wajahnya mendadak seperti kepiting yang baru diangkat dari kuali. Kak Abi dengan senyum tipisnya bagai menghakimi kebodohannya yang tak hati-hati.
Tepuk gemuruh dan suitan penonton yang memeberinya semangat, berubah bagai nyanyian terompet yang terdengar narsis. Kinan hanya ingin berlari dan lepas dari situasi itu, tapi niat itu segera diurungkan “Kinan, kamu harus kuat” dia berkomat-kamit menguatkan dirinya yang hampir meloncat dari panggung itu.
langsung terbayang, sudah dibela-belain ikut acara itu dengan berbagai cara dilakukan, “ahh aku malah dapat malu” mata Kinan terpejam rapat membayangkan yang baru saja dialami.
Di bangku taman itu “Ibuuuu…”, tiba-tiba kinan berseru dengan nada ketakutan. Suaranya terdengar melengking malah membuat dirinya terhenyak kaget, sambil celingukan ia bergumam, “Hemmmm, andai bajuku tidak tersangkut dipojok pentas itu pasti aku menang”, suntuk hati Kinan masih tetap membela diri dengan hati yang pecah seribu. Dasar Kinan tetap saja kukuh kalau sudah mempunyai keinginan.
Saat asyik membolak-balik majalahnya satu titik air di majalah itu mengalihkan perhatian Kinan. Ia mendongak ke atas kecurigaannya benar, ternyata memang gerimis mulai mengusik kehadirannya di taman kota itu untuk segera menyuruhnya beranjak pergi.
“Aku harus pulang!”, sorak hati Kinan seperti mendapat kekuatan super hero entah dari mana datangnya.
SELANJUTNYA....
#Tantangangurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Siip