MATAHARI DI BALIK AWAN (Tantangan #9)
@Viefa#part6
“Makasih Bian udah nganterin”, jawab Kinan tidak bersemangat seakan ada beban berat yang menariknya tak mau pulang.
Sambil membuka pintu mobil diambil tas hitamnya. Terasa agak berat, sesak dengan baju yang habis ia pakai untuk mengikuti lomba modeling tadi pagi. Sudah berkali-kali Kinan ikut lomba model tanpa sepengetahuan orang tuanya. Ia takut memberitahu karena orang tuanya lebih menginginkannya seperti kakanya yang rajin belajar dan pintar mengaji. Hal ini adakalanya membuat Kinan tersudut karena ia sering membangkang dari kehendak ayahnya.
“Kinan…!” terdengar suara berat dari dalam kamar, langkah Kinan yang mengendap-endap layaknya kelinci yang tengah melompat-lompat seketika terhenti.
Sontak saja Kinan berdiri mematung, denyut jantung mendadak hilang sejenak. “Adduuh, mampus aku” pekik Kinan dalam hati mengetahui sumber suara itu.
“Kinan jam berapa ini, apa pantas seorang gadis jam segini baru pulang?, jangan selalu bikin malu Kinan!” Suara itu terdengar serak dan datar tapi bagi Kinan bagai mendengar dentum bom Hiroshima.
“Ayy ayaah, Kinan ndak dapat kendaraan”, jawab Kinan tidak yakin dengan jawabannya sendiri sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Rupanya ayahnya tahu kalau kinan bohong. Dipandangnya tajam anak bungsunya itu tak melepaskan barang sejengkalpun. Kinan bagai ingin lompat setinggi-tingginya menghindari tatapan tajam ayah tapi alih-alih dia lari, Kinan hanya menunduk serendah-rendahnya bagai mau rebah dengan kaki merekat di tanah.
“Kinan, ayo cepat mandi”, suara lembut ibu menyelamatkan Kinan dari terkam mata ayah. Kesempatan itu tak disia-siakan langsung secepat kilat ia berlari ke kamarnya sambil mendekap tasnya yang terasa basah.
Malam itu lebih sepi dari biasanya, maklum dua kakak kembarnya masih ada acara di masjid tak jauh dari rumahnya. Untung saja mereka tak di rumah, kalau ada bisa jadi bulan-bulanan santap malam sekeluarga, begitu pikir Kinan.
Tetapi apa yang dipikirkan Kinan rupanya tak selalu benar. Ibu tiba-tiba muncul di depan pintu sambil memperhatikan anak gadisnya yang membersihkan rias mukanya sambil mengernyitkan kening.
“Ki jawab ibu, kamu dari mana?”, Tanya ibu lembut tapi tegas di telinga Kinan. “Kinan mau mandi dulu bu”, jawab Kinan berusaha mengalihkan pembicaraan.
Ibu membiarkan kinan berlalu menuju kamar mandi sambil seksama memperhatikan jari manis Kinan. Beberapa saat berlalu kinan disentakkan oleh penglihatannya ternyata isi tas berupa baju-baju yang dibelinya pagi tadi sebelum acara sudah berserakan di atas kasur, juga lipstick, bedak, aduh dan entah apalagi sampai membuat Kinan kelabakan ketakutan.
“Kinan, mana cincin yang baru ibu belikan, ibu cari-cari di almarimu tidak ada?” tanya ibu serius, lebih menakutkan dari suara malakaikat.
Kinan sudah tidak bisa berbohong lagi. Ia hanya terduduk di tepi ranjangnya. “Udah kinan jual bu..”, sahut Kinan lemah. Bagai disambar petir ibu langsung teriak marah, “kamu apa-apaan Ki, berani jual-jual gitu… karena kamu ikut-ikutan pingin jadi model itu?”, suara ibu kali ini lebih menakutkan dari mata ayah.
Malam itu bagai bisu bertahun-tahun seakan ingin menelan rasa bersalah Kinan. Sampai pada satu keputusan yang dibuat ayah, Kinan harus sekolah di pesantren biar hilang nakalnya, begitu ayahnya memberi keputusan malam itu yang harus diterima Kinan dengan hati lemah.
Keputusan yang membuat Kinan terus bertanya-tanya. Apakah salah menyalurkan hobinya yang suka kayak model itu, ia selalu terobsesi layaknya pragawati-pragawati yang ada di layar kaca dan selalu mengundang decak kagumnya, tapi tidak bagi ayahnya itu sama saja memamerkan aurat yang berarti “haram” melakukan.
Dalam hati Kinan hanya bisa berkata "ayahnya terlalu kolot tidak mau mengerti selera anak muda" begitu suntuk pikiran Kinan selama semalam.
SELANJUTNYA....
#Tantangangurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sukaa... Kalimatnya renyah. Pengen buat seperti itu. Dan Kinan, nama anak bungsu saya juga Kinan.
waah jadi kebetulan gitu ya bund.. hehee
Lulu kok gt
kok gitu gimana nich.. ih ih
kok gitu gimana nich.. ih ih
Ikuti dulu kelanjutannya.. traaaa laaaaa
Joss
Joss
Joss
Joss
Jozeerr utk bu Lulu
Jozeerr utk bu Lulu