Nur Khofifah

Ruang Imajiner Karya...

Selengkapnya
Navigasi Web
ORANG-ORANG TERBUANG (Tantangan #19)
Drama

ORANG-ORANG TERBUANG (Tantangan #19)

ORANG-ORANG TERBUANG

Seting Panggung :

Meja, satu kursi,dan sebuah kursi goyang.

Suasana didepan teras rumah seorang bekas lurah.

Seorang nenek dan seorang kakek duduk diteras rumah.

Kakek : Huk…..Huk……(Batuk karena asap merokok)

Nenek : Sudah beberapa kali saya ingatkan, kamu jangan merokok saja pakne, ingat kesehatanmu.

Kakek : Huk…., memang bune sejak aku pensiun dari lurah desa ini, aku sering sakit-sakitan, ya batuk, yap using yach…….usia sudah tua.

Nenek : Makanya itu pakne, hentikan kamu merokok.

Kakek : Kalau aku berhenti merokok, lalu kegiatanku sekarang apa bune ?

Nenek : Ya…….membaca Koran, melihat kebu dan lain-lain to pakne.

Kakek : Huh……membaca Koran, mataku sudah blawur bune, kakiku juga sudah capek ngurus kebun, aku ingin ketenangan.

Nenek : Ya…… sana tidur atau nonton TV.

Kakek : Nonton TV, amit-amit bune, TV sekarang ndak seperti TV dulu, Dulu yang namanya TV itu isinya petuah-petuah. Lha….sekarang isinya pamer paha, pamer aurat, pamer wajah. Weleh-weleh……..malu sendiri bune-bune.

Nenek : Lha sekarang pakne maunya apa ?

Kakek : Ya begini ini bune, menikmati hari tua, masa pensiun dan momong anak cucu

Nenek : Momong cucu ? lha cucu aja tidak disini, apalagi anak.

Kakek : Memang bune, anak-anak sekarang sudah berkeluarga sendiri, punya rumah sendiri, dan jauh dari kita. Kita harus bangga dengan kesuksesan mereka.

Nenek : Betul pakne, aku juga bangga. Tapi kadang-kadang aku rindu juga sama anak-anak dan cucu kita, rindu sama Budi dan anak-anaknya, si Nakulo dan Sadhewo. Rindu sama kelakaan dan candanya.

Kakek : O…iya-ya….sekarang sudah seberapa besar usianya. Sudah beberapa lama tak pernah berkunjung. Apa sudah lupa ya…

Nenek : Ya…..tidak pakne, mungkin saja dia sibuk dengan pekerjaannya.

(Kakek berdiri dari tempat duduknya kemudian berjalan ke sudut)

Kakek : Aku ingat si Budi masih kecil. Ia suka main jaran-jaranan dari pelepah pisang, kemudian berlari-lari di kebun belakang sambil teriak-teriak, alangkah lucunya anak itu. Kemudian menari kesana kemari.

Nenek : Benar pakne, saya juga ingat ketika ia jatuh dari pohon jambu belakang rumah, waktu itu aku bingung dan panik, sampai-sampai aku teriak seperti melihat hantu…he…..he…..kasihan dia.

Kakek : Benar juga ya, dengan susah payah aku membiayai dia sampai lulus sarjana. Tapi mengapa sekarang dia lupa pulang menjenguk kita yang semakin hari semakin tua.

Nenek : Ya sudahlah pakne, jangan terus-terusan begitu (sambil mendekati kakek) sekarang tinggal kita nikmati saja kehidupan kita ini yang berjalan mengikuti arus. Kita tinggal menunggu waktu pakne.

Kakek : Benar bune.

(suasana hening, kakek berjalan kearah sudut yang lain, sambil melihat bunga-bunga di pot)

SELANJUTNYA....

#Tantangangurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Salam buat kakek nenek ya...

13 Feb
Balas

kakeknya Marimar.. hahaaaa

13 Feb
Balas



search

New Post