Investasi Yang Abadi
Siapapun orangnya mereka terlahir dalam kondisi yang sama, lemah tanpa daya, telanjang tanpa busana, hanya menangis yang bisa sebagai ganti berbicara. Sentuhan tangan orang tua yang pertama kita terima, dengan dekapan mesra kita digendongnya, dengan penuh riang kita ditimang, dengan air susunya kita diberi tenaga, dengan kasih sayangnya kita disanjung dan dimanja, dengan kesabaran yang tinggi dia melayani, sepanjang malam dia terjaga, tangisan dan senyuman kita yang menjadi kekuatan, dan semua itu kita terima dengan Cuma-Cuma dari orang tua.
Jujur kita bangga dengan kondisi saat ini. Gagah, rupawan, jabatan prestisius, terhormat, tongkrongan mapan, rumah bak istana, tetapi sadarkah kita bahwa, semuanya bermula dari seorang manusia yang sering dipandang sebelah mata, karena sudah tua renta, merepotkan, banyak bicara sehingga ditipkan dipanti werda agar ada yang mengurusnya. Sudah lupakah kita, ketika masih balita kita berjalan dibimbing, makan disuapi, celana basah diganti, kini giliran orang tua tak berdaya , pantaskah kita membiarkannya ?, saat dia berjalan perlu dipandu karena sudah tak tegak lagi, makan berserak di sana – sini, pakaian compang-camping tak rapi, berbicara tak terkontrol asal bunyi. Padahal sejatinya inilah saat pintu surga terbuka, layani sepenuh hati, cukupi apa yang dikehendaki, fasilitasi segalanya sepanjang bisa. Coba bayangkan sembilan bulan dijaga didalam kandungan, selalu dibawa kemana saja berada, Asupan gizi selalu dipenuhi, doa dan harapan tiada pernah terlupakan. Hidup ini bukan soal untung dan rugi, bukan pula soal balas jasa kepada sesama, secara matematik kita belumlah seberapa, coba hitung sudah berapa liter susu yang sudah masuk ke perut kita, berapa kuintal beras yang sudah kita habiskan, belum lagi berapa lembar kain yang sudah dikenakan. Berapa besar dana yang dikeluarkan untuk menjadi sarjana, semuanya dari orang tua. oleh karena itu, dia tak minta ganti biaya, kalaupun akan membalas tak akan pernah impas. hanya satu pintanya, perlakukan dia sebagai orang tua. Kemapanan, janganlah melalaikan untuk memuliakan.
Agama mengajarkan, anak adalah investasi yang abadi, terus mengalir bagaikan air. Ketika belum akil balig pahala kita milik orang tua, setelah dewasa milik yang bersangkutan dan orang tua. Sayangilah orang tua sepanjang masa dengan menjadi anak sholeh yang selalu berdoa untuknya. Ingatlah “ Jika anak adam telah tiada, semuanya terputus kecuali tiga, sedekah-jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang selalu berdoa untuk keduanya, (Al-Hadits).
Balung, 29 November 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Subhanallah.. makasih diingatkanSalam kenal. Yok saling komen di blog biar seru
terima kasih kembali sudah membaca, salam kenal juga dan semoga berguna